The Alien - Link Select

Rabu, 6 Mei 2015

SURAT PALSU JAMINAN NABI MUHAMMAD SAW KE ATAS KRISTIAN MESIR ???


Terjemahan harfiah dokumen:

"Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah,
sebagai suatu perjanjian bagi mereka yang menganut Kekristenan, jauh dan dekat, kami beserta mereka.
Sesungguhnya aku, para hamba, para pembantu dan para pengikutku membela mereka, karena orang Kristen adalah wargaku; dan demi Allah! aku menahan diri untuk melakukan apapun yang menentang mereka.
Tidak ada paksaan boleh dilakukan untuk mereka.
Juga tidak boleh hakim-hakim mereka disingkirkan dari pekerjaannya, maupun para biarawan mereka dari biara-biaranya.
Tidak ada orang yang boleh menghancurkan rumah agama mereka, atau merusakkannya, atau mengambil sesuatupun daripadanya ke dalam rumah-rumah orang Muslim.
Bilamana ada orang yang melakukan hal ini, ia menyalahi perjanjian Allah dan tidak mematuhi Nabi-Nya.
Sesungguhnya, mereka adalah sekutuku dan memiliki perjanjian erat dariku melawan semua yang mereka benci.
Tidak ada orang yang boleh memaksa mereka untuk pergi atau mengharuskan mereka untuk berperang.
Orang-orang Muslim harus berperang untuk mereka.
Jika seorang wanita Kristen menikah dengan seorang Muslim, tidak boleh dilakukan tanpa seizin wanita itu. Wanita itu tidak boleh dihalangi untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dihalangi untuk memperbaikinya atau kekudusan perjanjian-perjanjian mereka.
Tidak ada bangsa (Muslim) yang boleh melanggar perjanjian ini sampai Akhir Zaman."


MENGAPA SURAT PERJANJIAN INI PALSU???


Mudah-mudahan kesalahan dari surat palsu tersebut menjadi jelas.
Surat Palsu tersebut adalah:
- Ini adalah pesan dari Muhammad bin Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapa pun yang menganut kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka. 
- Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya; dan karena Allah! Saya bertahan melawan apa pun yang tidak menyenangkan mereka. Pada situs/link lainnya ditulis begini :Bahwasanya aku, para pembantuku, dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku; dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak menyenangkan mereka
- Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka. Sekalipun oleh para hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, dari biara mereka. Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apa pun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.
- Jika ada yang memgambil hal-hal tersebut maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apa pun yang mereka benci.
- Tidak ada yang memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang. Umat Islam wajib bertempur untuk mereka. Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
- Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaiki dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka. Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir.” [Dimuat di Republika edisi cetak dengan judul Menebar Nilai Perdamaian]
Saya bisa memastikan bahwa piagam tersebut adalah PALSU. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Perjanjian “Piagam Anugerah” yang aslinya “Patent from Prophet Muhammad to the Christians of St. Catherine’s Monastery, ini tertulis dikeluarkan tahun 628 M. Dalam sejarah Islam, tercatat bersamaan dengan perjanjian Hudaibiah. Dalam buku “Atlas Sejarah Islam”, bab tentang perjanjian Hudaibiah, terdapat uraian yang memuat berita tentang surat Rasullullah SAW kepada Raja Mesir. Surat tersebut dibuat beliau saat jeda waktu diantara perjanjian Hudaibiah dengan kaum Quraish. Surat tersebut sejatinya ditujukan kepada raja-raja di sekitar Mekah dan Madinah termasuk salah satunya raja di Mesir. Isi surat ke semua raja-raja tersebut sama, yang intinya Rasul SAW mengajak semua raja-raja untuk men-tauhid-kan Allah. Isi surat berkaitan dengan Surah Ali Imran, 64, yaitu: Katakanlah: Hai Ahlul Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb-Rabb selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).
Jika dibandingkan, jelas isi surat tersebut bertentangan. Pada surat Rasullullah SAW untuk raja-raja di sekitar wilayah Mekah dan Madinah, isi surat beliau berkaitan dengan Risalah Kenabian beliau yang mengajak umat manusia bertauhid yaitu meng-esakan Allah. Tidak ada seorang manusia-pun yang dapat dipersekutukan dengan-Nya.
Jika diteliti lebih jauh tampak surat PALSU tersebut isinya adalah pembodohan, sama sekali bukan masalah toleransi. Saya tunjukkan contohnya:
Bahwasanya aku, para pembantuku (pelayan), dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku (satunya menterjemahkan pendudukku); dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak menyenangkan mereka”.
Dalam sejarah, Nabi SAW tidak pernah menyebut umatnya “rakyatku” ataupun “pendudukku”. Kata-kata “…Bahwasanya aku, para pembantuku, dan para pengikutku..” nampak sekali sebagai bahasanya pihak lain (sangat mungkin pihak Kristiani), Nabi SAW TIDAK menyebut umat Islam dengan “para pembantuku (pelayan), dan para pengikutku….”
Selain itu ucapan “Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka” jelas bertentangan dengan tugas beliau sebagai pembawa Risalah Illahi. Sebagaimana yang terdapat dalam Kitab Suci Al Qur’an, banyak sekali ulasan tentang umat manusia yang jauh telah menyimpang dari ajaran Rasulnya setelah sepeninggal Rasul-Rasul tersebut. Beliau meluruskan penyimpangan-penyimpangan tersebut, maka TIDAK MUNGKIN beliau akan mengucapkan “Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka”, padahal dalam sejarah telah tercatat mereka banyak menentang Nabi Muhammad SAW, tidak mau mengakui beliau sebagai Rasul terakhir, dan tidak mau diluruskan, apalagi berkaitan dengan “KETAUHIDAN”.
Jika diulas lebih lanjut, pernyataan “Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka”, juga bertentangan dengan ajaran Rasullallah SAW yang bersumber pada Hadist-Hadist yang shoheh. Coba dibandingkan dengan Surat Perjanjian beliau dengan 
kaum Nasrani di Najran (Najran adalah bagian dari wilayah Yaman) (HR Abu Dawud, 8/279/2644):

Ibnu Abbas RA berkata, “
Rasulullah SAW telah mendamai penduduk Najran dengan persyaratan: 1), Mereka menyetorkan 2.000 chullah, pada Muslimiin, yang setengah diberikan pada bulan Sapar, sisanya pada bulan Rajab. 2), Mereka meminjami 30 baju perang 30 kuda, 30 unta, 30 macam peralatan perang, untuk berperang. Peminjaman ini berlaku jika ada serangan atau pengkhianatan di Yaman, dan harus dikembalikan lagi. 3), Gereja tidak boleh dirobohkan dan alim Nashrani tidak boleh diusir dari Gereja. 4), Selama mereka tidak membuat pembaharuan atau tidak makan riba, agama mereka tidak boleh dirusak.”

Dalam Surat Perjanjian dengan Nasrani Najran yang dibukukan di dalam HR Abu Dawud tersebut, isi perjanjian tersebut balance/seimbang, yaitu: (1) Disatu sisi perjanjian menunjukkan jaminan Rasul SAW dan umat muslim kepada mereka, tetapi (2) disisi lain juga ada ketetapan yang harus mereka patuhi yaitu pada butir ke 4: “Selama mereka tidak membuat pembaharuan atau tidak makan riba, agama mereka tidak boleh dirusak”. Dalam keterangan Hadist tersebut (yang telah dijelaskan ulama yang ahli dalam bidang Hadist dan Sejarah, serta Tafsir) yang dimaksud dengan “tidak membuat pembaharuan” adalah mereka tidak merubah isi perjanjian tersebut, atau syarat yang kedua “tidak makan riba” disinilah menunjukkan betapa Rasullullah SAW konsisten menegakkan hukum Allah ditengah-tengah mengalahnya kaum Muslim kepada mereka, jaminan yang dibuat Rasullullah SAW adalah disertai dengan sandaran batasan yang mengacu pada hukum Allah. Dalam hal ini batasan itu mengenai persoalan riba, hukum yang sebenarnya sudah ditetapkan pada umat sebelumnya sebagaimana yang diwahyukan kepada Rasullullah SAW di dalam Surah An-Nisa, 161: “dan disebabkan mereka (Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang dari padanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil”. Dalam perjalanan sejarah, mereka terbukti melanggar perjanjian tersebut, mereka makan riba.
Di dalam Surah Ali Imran, 64, diatas, di kalimat terakhir  “….Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang toleran, tidak memaksakan seorang manusia untuk menjadi Islam dan beriman. Maka jelas tampak bahwa dari cara-cara Rasullullah SAW berhubungan dengan umat lain Rasullullah SAW selalu menyampaikan sesuai dengan Risalah Kenabiannya. Beliau jelas menyampaikan kebenaran Tuhannya (Al A’Raaf 68), sepahit apapun tugas ke-rasul-an beliau (karena ditentang umat manusia yang tidak mau beriman), beliau tidak mungkin membuat surat untuk mengikuti hawa nafsu manusia semata sebagaimana tercermin dalam surat PALSU tersebut yaitu Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka”; “Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apa pun yang mereka benci”; “Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir”.
Jaminan apa seperti dalam surat palsu itu, padahal mereka adalah orang-orang yang menentang ketauhidan Allah, menentang tentang kejadian Isa Al Masih sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Ali Imran 59-60??! Tidak masuk akal bukan?
Selain itu dalam catatan sejarah, pada jamannya Nabi Muhammad SAW masih hidup beliau hanya menguasai Mekah dan Madinah. Pada saat itu Mesir masih dikuasai Romawi. Dari sumber sejarah catatan Panglima Khalid bin Walid, Pasukan Romawi pertama dapat ditaklukkan Pasukan Muslim adalah di Baitul Maqdis oleh Khalifah Umar bin Khatab.
Mesir baru ditaklukkan umat muslim oleh Bani Umayah bisa dilihat dihttp://id.wikibooks.org/wiki/Mesir_Kuno/Sejarah. Informasi ini saya cross-check dengan catatan sejarah Islam Dari Professor Buya Hamka. Pada buku beliau Sedjarah Umat Islam II, halaman 55, informasinya selaras dengan link di atas, yaitu Mesir baru ditaklukkan oleh umat Islam pada jamannya Bani Umayah, tepatnya oleh kekhalifahan Marwan ibn Hakam, yaitu pada tahun 63 Hijriah, 684 Masehi. Nabi MUhammad SAW meninggal pada tahun 11 Hijriah. Maka isi surat tersebut jelas bohongnya, tidak mungkin pada wilayah Mesir yang tidak beliau kuasai Nabi SAW menyebut umat Kristen di St. Catherine’s Monastery sebagai “juga rakyatku”. Yang jelas surat-surat beliau kepada raja-raja di sekitar jazirah Arab termasuk ke Mesir menunjukkan bahwa yang “diketuk hatinya” terlebih dahulu untuk bertauhid adalah para pemimpinnya.
Semestinya patut kita pertanyakan tujuan kaum yang memalsukan surat tersebut. Jika yakin dengan hukum Allah, tentu tidak perlu membuat berita memalsukan seperti itu, tentu tidak akan membawa manfaat seperti disampaikan dalam Al Qur’an “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar (Al Baqoroh, 9).Kebenaran itu milik Allah, Allah-lah sebaik-baiknya penjaga.
NOTES:
Yang menjadi salah satu rujukan utama surat PALSU tersebut ada dihttp://en.wikipedia.org/wiki/Achtiname_of_Muhammad. Yang perlu diperhatikan adalah rujukannya. Bagi mereka yang terbiasa membaca journal ilmiah, akan mengenali bahwa rujukan dicantumkan apabila rujukan tersebut dipakai untuk merujuk dengan menunjukkan informasi mana saja yang dikaitkan dengan rujukan. Pada link diatas rujukan yang dipakai hanya ini:
1. a b c d e f g Ratliff, “The monastery of Saint Catherine at Mount Sinai and the Christian communities of the Caliphate.”


3. Lafontaine-Dosogne, “Le Monastère du Sinaï: creuset de culture chrétiene (Xe-XIIIe siècle)”, p. 105.

4. Atiya, “The Monastery of St. Catherine and the Mount Sinai Expedition”. p. 578.
5. Ratliff, “The monastery of Saint Catherine at Mount Sinai and the Christian communities of the Caliphate”, note 9. Ratliff refers to Mouton, “Les musulmans à Sainte-Catherine au Moyen Âge”, p. 177.
6. Khan, Muqtedar (December 30, 2009), “Muhammad’s promise to Christians”, Washington Post, retrieved 1 December 2012
7. Covenantsoftheprophet.com

Bagi yang ingin mengecek kualitas rujukan tersebut, coba saja buka rujukan no 2, misalnya, pada link itu hanya terdapat informasi satu paragraph!! Pada rujukan no 4 misalnya, itupun hanya di bagian paragraph terakhir, yg membicarakan sejarah tentang perjanjian itu, satu paragraph juga!! Katanya perjanjian itu dibawa oleh Sultan Selim I? Ya apa bisa dipercaya penulis sejarahnya saja Aziz S Attiya juga tidak menegaskan keasliannya!! Dia mengatakan: “..the Covenant of the Prophet, whether authentic or forged, was in someway or other renewed.” No 7 juga gambar!!No 6 dari cuplikan dari Washington Post!!! Si Ratliff di rujukan no 1 dan 5 gak ditulis nama lengkapnya.
Itulah berita wikipedia, tulisan yang berkualitas dan tidak sangat mudah ditelusuri. Referensi yang dikumpulkan pada sumber utama dan sekunder (primary and secondary sources) adalah ‘nonsense’ dan tampak dipakai untuk menipu, karena sama sekali tidak dipakai sebagai rujukan untuk menjelaskan teks pada link tersebut, tetapi tetap dipajang disana.
Jadi jelas bahwa Wikipedia sendiri secara terang refernsinya tidak bisa dipertanggung-jawabkan yang otomatis isi surat perjanjian tersebut keabsahannya juga perlu dipertanyakan.


SEPATUTNYA SURAT ITU UNTUK RAJA MESIR... BUKAN KEPADA PENDETA KRISTIAN... Surat Nabi saw untuk Al-Muqawqis, Penguasa Mesir (lihat foto)

Isi surat:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad bin Abdullah utusan Allah, untuk al-Muqawqis penguasa Mesir yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Selain dari pada itu, aku mengajakmu kepada panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali. Jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa penduduk Mesir.“.. tengok cop MOHOR nabi Muhammad... bukan rajah tapak tangan.. tetapi cincin mohor nabi...






LIHAT COP SURAT-SURAT INI.  DARI SINI SAHAJA KITA AKAN TAHU IANYA BENAR DNA SAHIH DARI NABI MUHAMMAD S.A.W ATAU TIDAK,...




WALLAHU'ALAM








Tiada ulasan: