The Alien - Link Select

Khamis, 13 Januari 2011

SIAPA ALLAH?

Siapa Allah?
Bagaimana Allah itu?
adakah anda menyembah Allah?
Allah yang mana anda sembah?

Kerana ramai yang mengaku menyembah Allah
Cina, Hindu, kristian dans ebagainya...
mereka semua tahu Allah...

Adakah kita menyembah Allah yang sama seperti mereka?
Lalu siapa Allah yang kita sembah itu?

lalu hal ini aku tanyakan pada seorang kawan...

muhdhusaini: ALLAH yang maha ESA
green eye: Maha Esa yang mana satu?
green eye: mana awak tau maha Esa ?
muhdhusaini: hati ini yakin Dia yg maha esa x ada tolak banding
green eye: Yakin?
muhdhusaini: yakin I.ALLAH
green eye: yakin itu ada setelah anda melihatnya..
green eye: adakah anda sudah melihat-Nya?
muhdhusaini: yakin walupun x melihatNya
green eye: itu bukan yakin...
green eye: itu angan2
green eye: soalannya..
green eye: anda tahu bentuk kereta??
muhdhusaini: sahabat2 nabi x lihat pun yakin
green eye: sudah tentu anda tahu bentuk kereta..kan??
green eye: dari mana anda tahu?
green eye: tentunya dari ...
green eye: anda pernah lihat sebelumnya..
green eye: maka yakinlah anda bahawa itu kereta..
green eye: betul tak?
green eye: bagaimana halnya.. kalau saya sembunyikan bentuk kereta itu menjadi Kapal terbang.. lalu saya tanya awak.. bagaimana bentuk kereta itu??
green eye: tentu jawapannya sama... sebab anda pernah lihat kereta tersebut...
green eye: tetapi hakikatnya ia tidak sama seperti yang anda katakan..
green eye: lalau bagaimana kita nak pastikan ia benar2 kereta??
green eye: Sahabat nabi di zaman nabi.. mereka melihat Rasulullah SAW..
green eye: di zaman kita... kita melihat siapa??
green eye: apakah kita masih melihat Rasulullah SAW?
green eye: lalu kita mengatakan kita yakin seperti sahabat nabi yakin ?
green eye: bagaimana ?
green eye: apa fikiran anda?

-sampai di situ... beliau tidak terjawap... bagaimana dengan anda?

s

DI MANA NUR MUHAMMAD?




36. Saidis Syaikh Der Moga Barita Raja Muhammad Syukur QS (1935- sekarang)
Muhammad Syukur adalah Khalifah Prof DR. Kadirun Yahya yang sangat menonjol kekeramatannya, baik sebelum maupun setelah gurunya berlindung. Sekarang ia memimpin Thareqat Naqsyabandi al Mujaddidiah al Khalidi yang berpusat di Batam.
Pokok dari ajaran agama adalah mengajarkan kepada ummatnya tentang bagaimana berhubungan dengan Tuhan, cara mengenal-Nya dengan sebenar-benar kenal yang di istilahkan dengan makrifat, kemudian baru menyembah-Nya dengan benar pula. Apakah agama Islam, Kristen, Hindu dan lain-lain, semuanya mengajarkan ajaran pokok ini yaitu bagaimana seseorang bisa sampai kehadirat-Nya. Karena itu pula Allah SWT menurunkan para nabi/Rasul untuk menyampaikan metodologi cara berhubungan dengan-Nya, tidak cukup satu Nabi, Allah SWT menurunkan ribuan Nabi untuk meluruskan kembali jalan yang kadangkala terjadi penyimpangan seiring berjalannya waktu.
Nabi Adam as setelah terusir dari syurga bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun bertobat kepada Allah SWT tidak diampuni, setelah Beliau berwasilah (teknik bermunajat) kepada Nur Muhammad barulah dosa-dosa Beliau diampuni oleh Allah SWT, artinya Allah mengampuni Adam as bukan karena ibadahnya akan tetapi karena ada faktor tak terhingga yang bisa menyambungkan ibadah beliau kepada pemilik bumi dan langit. Lewat faktor tak terhingga itulah maka seluruh permohonan Nabi Adam as sampai kehadirat Allah SWT. Faktor tak terhingga itu adalah Nur Muhammad yang merupakan pancaran dari Nur Allah yang berasal dari sisi-Nya, tidak ada satu unsurpun bisa sampai kepada matahari karena semua akan terbakar musnah kecuali unsur dia sendiri yaitu cahayanya, begitupulah dengan Allah SWT, tidak mungkin bisa sampai kehadirat-Nya kalau bukan melalui cahaya-Nya
Nur Muhammad adalah pancaran Nur Allah yang diberikan kepada Para Nabi mulai dari Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad SAW, dititipkan dalam dada para Nabi dan Rasul sebagai conductor yang menyalurkan energi Ketuhanan Yang Maha Dasyat dan Maha Hebat. Dengan penyaluran yang sempurna itu pula yang membuat nabi Musa bisa membelah laut, Nabi Isa menghidupkan orang mati dan Para nabi menunjukkan mukjizatnya serta para wali menunjukkan kekeramatannya. Karena Nur Muhammad itu pula yang menyebabkan wajah Nabi Muhammad SAW tidak bisa diserupai oleh syetan.
Setelah Rasulullah SAW wafat apakah Nur Muhammad itu ikut hilang?
Tidak! Nur tersebut diteruskan kepada Saidina Abu Bakar Siddiq ra sebagai sahabat Beliau yang utama sebagaimana sabda Nabi:
“ Tidak melebih Abu Bakar dari kamu sekalian dengan karena banyak shalat dan banyak puasa, tetapi (melebihi ia akan kamu) karena ada sesuatu (rahasia) yang tersimpan pada dadanya”
Pada kesempatan yang lain Rasulullah bersabda pula :
“Tidak ada sesuatupun yang dicurahkan Allah ke dadaku, melainkan seluruhnya kutumpahkan pula ke dada Abu Bakar Siddiq”.
Nur Muhammad akan terus berlanjut hingga akhir zaman, dan Nur itu pula yang terdapat dalam diri seorang Mursyid yang Kamil Mukamil yang wajahnya juga tidak bisa diserupai oleh syetan. Memandang wajah Mursyid hakikatnya adalah memandang Nur Muhammad dan sudah pasti memandang Nur Allah SWT.
Nabi SAW bersabda :
La yadhulunara muslimun ra-ani wal man ra-a man ra-ani wala man ra-a man ra-ani ai walau bisab’ina wasithah, fainnahum khulafa-li fi tablighi wal irsyadi, inistaqamu ala syarii’ati.
“Tidak akan masuk neraka seorang muslim yang melihat aku dan tidak juga (akan masuk neraka) yang melihat orang yang telah melihat aku, dan tidak juga (akan masuk neraka) orang yang melihat orang yang telah melihat aku, sekalipun dengan 70 wasithah (lapisan/antara). Sesungguhnya mereka itu adalah para khalifahku dalam menyampaikan (islam/sunahku) mengasuh dan mendidik (orang ramai), sekiranya mereka itu tetap istiqamah didalam syari’atku” (H.R. Al – Khatib bin Abd.Rahman bin Uqbah).
Makna melihat dalam hadist di atas bukan dalam pengertian melihat secara umum, karena kalau kita maknai melihat itu dengan penglihatan biasa maka Abu Jahal dan musuh-musuh nabi juga melihat beliau akan tetapi tetap masuk Neraka. Melihat yang dimaksud adalah melihat Beliau sebagai sosok nabi yang menyalurkan Nur Allah kepada ummatnya, melihat dalam bentuk rabithah menggabungkan rohani kita dengan rohani beliau.
Darimana kita tahu seseorang itu pernah melihat Nabi dan bersambung sampai kepada Beliau? Kalau melihat dalam pengertian memandang secara awam maka para ahlul bait adalah orang-orang yang sudah pasti punya hubungan melihat karena mereka adalah keturunan Nabi.
Akan tetapi karena pengertian melihat itu lebih kepada rabitah atau hubungan berguru, maka yang paling di jamin punya hubungan melihat adalah Para Ahli Silsilah Thariqat yang saling sambung menyambung sampai kepada Rasulullah SAW.
Syukurlah bagi orang-orang yang telah menemukan seorang Guru Mursyid yang silsilahnya bersambung kepada Rasulullah SAW, yang selalu memberikan pencerahan dengan menyalurkan Nur Muhammad sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, bermohon atas namanya niscaya Allah SWT akan mengabulkan do’a dan dari Mursyid lah Firman Nafsani dari Allah terus berlajut dan tersampaikan kepada hamba-Nya yang telah mendapat petunjuk.
Barulah kita tahu kenapa memandang wajah Mursyid itu bisa mengubah akhlak manusia yang paling bejat sekalipun, karena dalam wajah Mursyid itu adalah pintu langsung kepada Allah SWT.
Nabi Adam as diampuni dosanya dengan ber wasilah kepada Nur Muhammad, apa mungkin dosa kita bisa terampuni tanpa Nur Muhammad?
Marilah kita memuliakan Guru Mursyid kita sebagai bhakti kasih kita kepadanya, dari Beliaulah Nur Muhammad itu tersalurkan sehingga bencana sehebat apapun dapat ditunda, sesungguhnya Guru Mursyid itu adalah Guru kita dari dunia sampai ke akhirat kelak, jangan kita dengarkan orang-orang yang melarang memuliakan Guru sebagai Ulama pewaris Nabi sesungguhnya ajaran demikian itu baru muncul di abad ke-18, muncul akibat keberhasilan orang orientalis menghancurkan Islam dari dalam.
Ingat pesan dari Nabi SAW yang mulia :
“Muliakanlah Ulama sesungguhnya mereka adalah pewaris pada nabi, barang siapa memuliakan mereka maka telah memuliakan Allah dan Rasul-Nya” (H.R. Al – Khatib Al – Baghdadi dari Jabir R.A.)
Syukur yang tak terhingga bagi orang-orang yang telah menemukan ulama pewaris Nabi, yang apabila memandang wajahnya sama dengan memandang Nur Muhammad, wajah yang tidak bisa diserupai oleh syetan, dengan wajah itu pula yang bisa menuntun kita dalam setiap ibadah, dalam kehidupan sehari-hari, wajah yang kekal abadi, wajah Nur Muhammad.

Alhamdulillahhirabbil ‘Alamin

PENULIS : Pengalaman sendiri, membuktikan nur Muhammad itu ada pada wajah beliau... alhamdulillah...

HUJAN?



pagi lagi aku bangun dan solat subuh kemudian hantar isteri ke stesen komuter. Lepas tu aku sambung semula wirid dan sesudah itu aku minum pagi dengan Jus Suluken. Roti Ban kacang Merah jadi santapan... heheheh... lepas tu aku bersiap untuk ke tempat kerja. Sebaik sahaja aku keluar ke jalan utama Kg Padang Jawa. kelihatan mendung di kejauhan. Aku bimbang juga hujan akan turun sebelum aku sampai ke tempat kerja... dalam hati aku berdoa semoga hujan tidak truun dulu sebelum aku tiba di tempat kerja... di trafik light pertama(Puspakom) aku terserempak dengan Ayub yang menaiki motor honda lama warna merah. sapa-sapa lebih kurang aku ememcut bila lampu hijau menyala. Alhamdulillah aku selmat tiba di tempat keje sebaik sabaik sahaja titisan pertama turun. tetapi hujan tidak lama, hanya membasahi jalan raya sahaja. Maxcam biasala, tiba dimeja kerja aku on PC dan baca tafsir Qur'an... lepas tu, cek email dan buat sikit keje hakiki sebelum serving buku kat tingkat 3.... lepas serving buku, aku ke surau... sunat Dhuha dulu apa-apa hal... lepas tu bergegas pula ke kantin beli kuih untuk alas perut jam 10 nanti... selain itu ada akhbar free kat HEP, aku amik satu macam biasa... dan kembali ke opis beberapa minit kemudian. start kerja....