Isnin, 3 Januari 2011
WALIALLAH YANG QUTUB MUJADDID Q.S- SHAIKH MUHAMMAD SHUKUR
Bapanda Guru Haji Syaidi Syekh Der Moga Barita Raja Muhammad Syukur (Bapanda guru) mendapatkan berbagai macam sebutan dari guru beliau Prof. Dr Haji Syaidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin (Nenek guru), diantaranya “singa berantai”, “Gausil Amin”, “sang panglima”, “sang umar”, dan sebutan yang lain. Berikut ini penulis ingin menceritakan sebutan Bapanda Guru “singa berantai”.
Bapanda guru adalah murid yang selalu ingin menyenangkan gurunya yang sudah dianggap seolah-olah orangtua kandung sendiri, mungkin lebih dari itu. Sehingga Bapanda guru berprinsip bagaimana banyak teman dakwah untuk menceritakan zikir-zikir yang begitu hebat. Beliau sangat pakar dan ahli dalam menyampaikan dakwah terutama dalam segi ilmu kejiwaan terhadap lawan bicara. Selain mempunyai konsep dakwah yang serius, Beliau juga terkenal dengan zikir lama (maksudnya beliau zikirnya meniru Gurunya yaitu lama-lama berzikir, dikiaskan jika nasi dikunyah lama-lama akan keluar rasa manis). Begitupun dengan kesungguhan beliau untuk mewujudkan dakwah zikir ini meluas di seluruh negeri Indonesia.
Selama berdakwah di Bondowoso, banyak peserta zikir (ihwan) yang berdatangan berasal dari kota Bondowoso sekitarnya , maupun dari luar Bondowoso yaitu Jember, Banyuwangi, Situbondo, Malang, Probolinggo, Pandaan, Surabaya, Ponorogo, Jogjakarta, Bali, Lombok Mataram. Beliau senantiasa memberi peluang kepada semua peserta zikir untuk mengadakan tempat zikir dimana saja. Sehingga tidak lama bermunculan tempat-tempat zikir di rumah-rumah peserta zikir dengan rasa ikhlas yang tinggi dengan prasyarat minimal ada tujuh orang peserta zikir di daerah tersebut.
Tidak beberapa lama, datang undangan dari peserta zikir berasal dari Lombok Mataram yang sudah berjumlah tujuh orang menginginkan Bapanda guru berkenan untuk mengadakan acara pemasukan peserta zikir di sana.
Sebelum datang undangan dari Lombok, datanglah undangan dari kalimantan yang berisi memohon kehadiran Bapanda Guru di Kalimantan. Bapanda Guru meminta kepada si pengundang untuk mengirim surat kepada Nenek Guru apakah diijinkan atau tidak? Ternyata Nenek guru tidak mengijinkan dengan alasan banyak hantu di Kalimantan.
Sikap Nenek guru mencerminkan rasa kasih sayang orang tua kepada anaknya. Bapanda gurupun patuh terhadap petunjuk Nenek Guru. Namun Bapanda Guru mengerjakan diam-diam berdakwah ke Lombok tanpa sepengetahuan Nenek guru. Pada waktu itu Bapanda guru mengerjakan semua petunjuk dalam zikir untuk memulai dakwah, karena secara metafisik Lombok itu dijaga seekor ular naga. Tempat yang dikunjungi Bapanda Guru adalah rumah bekas Lurah yang masih kondisi baru dibangun. Pada malam acara pembelajaran zikir terdapat gangguan yang disebabkan matinya listrik di rumah tersebut.
Oleh sebab itu, Bapanda guru melapor kepada Allah SWT agar dibalas yang mengganggu proses belajar zikir-zikir. Tidak beberapa lama listrik menyala. Dan proses belajar zikir berjalan dengan lancar dan sempurna. Bapanda guru meminta kepada peserta zikir untuk membuat laporan kegiatan kepada nenek Guru langsung. Laporan tersebut diterima oleh Nenek Guru.
Tiga bulan kemudian, Bapanda guru membawa rombongan berziarah ke tempat Nenek guru dengan berombongan dalam tiga bus, tiga hari tiga malam tidak tidur menuju kota Medan.
.Setelah tiba di Medan, Nenek Guru langsung memanggil Bapanda guru untuk menyampaikan pesan setelah menerima laporan kegiatan zikir dari Lombok. Nenek Guru berkata kepada Bapanda Guru “kau itu seperti singa berantai”. Bapanda Guru bertanya-tanya dan menjawab apakah maksud Nenek Guru, “singa = tidak kenal takut, berantai =diikat oleh tuannya”. Kemudian Nenek melarang berdakwah ke Bali.
Walau Nenek guru melarang berdakwah ke Bali, Bapanda guru tetap berusaha agar banyak murid Nenek Guru di Bali dengan selalu mengintesifkan zikir lama dengan sungguh-sungguh. Suatu saat Bapanda guru berada di jakarta mendapat kabar dari koran bahwa terjadi kejadian yang luar besar yang mungkin tidak pernah terjadi di Bali yang membuat Bapanda guru bersorak kesenangan. Tanda bukti zikir lama beliau berhasil dan ramailah peserta zikir di Bali.
Nenek guru bekata kepada Bapanda guru:
Ada raja cacing berjalan dengan sombongnya, datang anak ayam, maka raja cacing akan lari. Ada ayam jago berlaga dengan taji yang dipasang mata pisau, datang anak musang, ayam jago akan lari terbirit-birit.
Raja jin di bali berlaga, datang ANAK WALI, raja jin lari tunggang langgang.
Ada fenomena menarik perihal kebiasan Bapanda guru zikir lama. Pertama ada peserta zikir dari penduduk asli bali hadir bersama 10 anggota keluarganya di pura, tiba-tiba ada pemimpin rituil berbicara “ini ada satu orang dari kita bukan dari kelompok kita”. Kemudian peserta zikir ini menunjukkan batu zikir kepada pemimpin rituil dan bertanya “ini apa?” Kemudia dijawab “wow ini benda pusaka jika di umat kita ini setingkat bedinde (tingkat tertinggi) yang membuat benda tersebut, kalau di Islam setingkat rasul.
Kedua fenomena mimpi, bang Jumak alah peserta zikir yang rajin, bermimpi bahwa dia bermimpi Bapanda guru buang air kecil, namun anehnya jatuhnya air kecing Bapanda guru itu sangat jauh sekitar enam meter…… dan akan ditampung oleh bang Jumak, tetapi terburu bangun. Sepertinya kalau orang laki-laki dengan bisa kencing sejauh 6 meter sepertinya tidak umum. Apa maksudnya? (silahkan ikuti di episode berikutnya)
Ketiga, ada bapak dari peserta zikir asli dari Bali sakit keras kemudian , bapak ini tidur di ruang yang terdapat foto Wali Allah berukuran sejendela (60x80 cm, kuarng lebihnya). Setelah semalam tidur di kamar anaknya yang sudah belajar zikir-zikir, bapak ini sembuh total. Kemudian salah satu dari angota kelurga meminta foto Waliallah tersebut dan ingin ditanyakan dalam rituil di Pura. Setelah tiba di pura mendoalah dia dan memohon diberi petunjuk siapakah sebenarnya Tuhan yang paling tinggi dimensinya sambil membawa foto Waliallah? Dan keluarlah dewanya berwujud rupa seperti yang ada di foto itu yang dibawa.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan