ALLAH S.W.T
Berfirman :
Tuhan kamu (yang
berhak disembah) ialah Tuhan yang satu (Maha Esa); oleh itu, orang-orang yang
tidak beriman kepada hari akhirat: hati mereka ingkar dan sikap zahir mereka
sombong takbur (menentang kebenaran).
Sebenarnya, bahawa
Allah mengetahui akan apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka zahirkan;
sesungguhnya Ia tidak suka kepada orang-orang yang sombong takbur.
Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Apakah yang diturunkan oleh Tuhan kamu (kepada nabi Muhammad)?"
Mereka menjawab: "Cerita-cerita dongeng orang-orang dahulu kala".
(Mereka dibiarkan menuduh dengan yang
demikian) supaya mereka memikul dosa-dosa mereka dengan sepenuhnya pada hari
kiamat, dan juga memikul sebahagian dari dosa orang-orang yang mereka sesatkan
dengan tidak berdasarkan pengetahuan yang benar; sesungguhnya amatlah buruknya
dosa-dosa yang mereka lakukan itu.
Sebenarnya
orang-orang yang terdahulu dari mereka telah menjalankan rancangan jahat
(terhadap ugama Allah dan Rasul-rasulNya); maka Allah binasakan bangunan
(rancangan jahat) mereka dari asas-asasnya, lalu bumbung (bangunan itu) jatuh
menimpa ke atas mereka, dan mereka pula didatangi azab kebinasaan dari arah
yang mereka tidak menyedarinya.
Kemudian pada hari
kiamat, Allah menghinakan mereka (dengan azab seksa) sambil bertanya:
"Mana dia sekutu-sekutuKu yang kamu berperi-peri memusuhi (Nabi-nabi dan
orang-orang yang beriman) untuk membela mereka?" (Pada ketika itu)
berkatalah orang-orang yang beroleh ilmu pengetahuan: "Sesungguhnya
kehinaan hari ini dan azab seksa, adalah tertimpa kepada orang-orang yang
kafir;
(Iaitu) mereka yang diambil nyawanya oleh
malaikat dalam keadaan mereka menganiaya diri sendiri (dengan
kekufurannya)." Lalu mereka tunduk menyerah (ketika melihat azab sambil
berkata): "Kami tiada melakukan sesuatu kejahatan". (Malaikat
menjawab): "Bahkan (kamu ada melakukannya); sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui akan apa yang kamu telah kerjakan".
[ Q.S. AN-NAHL 16 :
22-28 ]
*Kitab ALLAH ditulis dan dijaga
ketulenannya manakala hadis dilarang menulis nya bersama-sama dalam satu
lembaran tulisan Kitab ALLAH. Wajib ditulis di lembaran yang berlainan. Dan
menyebarkan hadis bukan satu larangan tetapi satu perintah dan bukan satu kesalahan.
RASULULLAH NABI MUHAMMAD S.A.W
Bersabda :
“Janganlah kamu tulis(Hadis) apa-apa
dari aku. Dan barangsiapa yang telah menulis dari aku selain Al-Qur’an,
hendaklah dia menghapuskannya. Dan sampaikanlah(Hadis)dari aku, tidak ada
kesalahan di dalam melakukan itu. Dan barangsiapa yang berdusta terhadap aku
dengan sengaja, maka dia akan menemui tempatnya di dalam api Neraka.”
Daripada Abu
Said al-Khudri R.A
[ H.R.S :
Imam Ahmad, Muslim, ad-Darimi dan lain-lain. ]
“Adalah kami menulis apa
yang kami dengar dari Nabi SAW. Maka di
satu hari beliau datang kepada kami dan berkata:
“Apakah tulisan-tulisan ini?”
Maka kami menjawab: “Apa
yang kami dengar dari engkau.”
Lalu beliau berkata:
“Tulisan bersama Kitab Allah?”
Kami menjawab: “Iaitu apa
yang kami dengar.”
Lalu bersabda Nabi SAW:
“Tulislah Kitab Allah dan
jagalah ketulenan Kitab Allah. Tulisan selain kitab Allah? Jagalah ketulenan
kitab Allah dan janganlah mencemari ia.”
Dari Abu Hurairah, Abdullah ibnu Umar dan Abdullah bin Amru RA
[ H.R.Hasan : Imam Ahmad,
Thabarani dan Ibnu Asakir Ra. A. ]
“Tulislah ! Demi Dzat yang jiwaku
berada di kekuasaan-Nya, tiadalah yang keluar dari mulut ini kecuali yang hak
(yakni yang benar).”
Aku biasa menulis segala yang aku
dengar dari Rasulullah sallallahu-alaihi-wasallam untuk aku hafalkan. Lalu kaum
Quraish menegahku dengan berkata: Apakah kamu menulis segala sesuatu? Bukankah
Rasulullah seorang manusia yang berbicara pada waktu marah dan senang
juga? Maka aku berhenti
sebentar dari menulis sehingga aku menemui Rasulullah dan mengkhabarkan beliau
tentang hal ini.
Daripada
Abdullah bin Amru R.A
[ H.R.S : Imam Ahmad, Abu Daud, Hakim dan
Nasiruddin Albani Ra. A. ]
“Semoga Allah menyerikan
wajah orang yang mendengar sebuah hadis dari aku lalu dihafalnya sehingga disampaikan
kepada orang lain.”
Daripada
Zaid bin Thabit RA
[ H.R.S : Imam Tirmizi,
ad-Dhiyaa’, as-Suyuti, Nasiruddin Albani Ra. A. ]
“Kalian mendengarkan lalu akan didengarkan dari kalian,
selanjutnya akan didengar pula dari orang yang mendengar dari kalian.”
Daripada
Abdullah ibnu Abbas RA
[ H.R.S : Imam Ahmad, Abu Daud, al-Hakim, al-Baihaqi,
Ibnu Hibban dan ath-Thabarani, dinilai sahih oleh Syu’aib al-Arnuth Ra.A. ]
Tiada ulasan:
Catat Ulasan