ALLAH S.W.T
Berfirman :
"Sesungguhnya mukmin itu
bersaudara"
(Qur’an Surah al-Hujuraat : 10)
RASULULLAH NABI MUHAMMAD S.A.W
Bersabda :
"Tidak beriman seorang muslim
itu sehingga dia mencintai saudaranya
sepertimana dia mencintai buat
dirinya"
(H.R.S : Imam Bukhari Rahm. Alaih.)
“KASIHI Saudara seagama mu kerana
ALLAH S.W.T. Nescaya Allah dan Rasul-Nya
pasti mengasihimu.”
IMAM MUHAMMAD JIBRIL AL-KHAIR B.A
LAMBANG
PERSAUDARAAN ISLAM.. THE MUSLIM BROTHERHOOD...
JOM SERTAI!
MUKMIN
ITU BERSAUDARA
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau
bersabda: ‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti
Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa
yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di
dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti
Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong
hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya’. (HR. Muslim,)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ }الحجرات10
"Sesungguhnya
mukmin itu bersaudara" (Surah al-Hujuraat:ayat 10)
"Tidak
beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya
sepertimana
dia mencintai buat dirinya" (Hadis Riwayat al-Bukhari)
Bagi
mereka yang mempelajari kedua-dua ayat dan hadis di atas, apa yang
difahami
ialah semua mukmin itu bersaudara dan juga ia menerangkan tentang
tanggungjawab
seorang Muslim kepada saudaranya yang lain. Selain daripada
kedua-dua
ayat dah hadis di atas, berdozen lagi dalil-dalil yang menunjukkan
kewajipan
seseorang Muslim mencintai, mengambil berat, membantu, bersikap
peduli
dan juga mengasihi saudara seagamanya. Perkataan "ukhuwah" yang bermakna
"persaudaraan" seriang dijadikan tema untuk persaudaraan ikhlas yang
bertunjangkan iman dan takwa ini.Kisah-kisah para sahabat yang berkorban dan
berjuang untuk para sahabat masing-masing menjadikan contoh teladan kepada
generasi Muslim zaman moden.
UKHUWAH
ISLAMIYAH
Dari
Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
:
"Janganlah
saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling memutuskan hubungan
dan janganlah sebagian kamu menyerobot transaksi sebagian yang lain, jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim
yang lain, tidak boleh menzhaliminya, membiarkannya (tidak memberikan
pertolongan kepadanya), mendustainya dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu
berada di sini, beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seorang (muslim)
dianggap (melakukan) kejahatan karena melecehkan saudara muslimnya. Setiap
muslim atas muslim lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya". (HR.
Muslim dan Ibnu Majah)
Hadits
di atas mengajarkan kepada kita sebagian syarat-syarat ukhuwah Islamiyah yang
harus dipenuhi oleh setiap muslim, di antaranya:
Larangan
Saling Mendengki
"Dan
janganlah kalian saling mendengki".
Berkata
Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya Jami'ul Ulum wal Hikam: "Tidak boleh
saling mendengki sebagian kalian terhadap sebagian yang lain. Dengki yaitu
perasaan tidak suka kalau ada orang lain mengunggulinya dalam salah satu
keutamaan yang dimilikinya".
Asy-Syaikh
Al-'Allamah Muhammad Hayat As-Sindi berkata dalam kitabnya Syarh Arba'in
Nawawiyah: "Tidak boleh sebagi an di antara kamu mengharapkan lenyapnya
kenikmatan dari sebagian yang lain, karena perbuatan itu akan menjadikannya
ingkar terhadap Allah, yaitu terhadap apa-apa yang telah Allah bagi dan
tentukan dengan hikmah dan ketentuanNya. Dengki itu dapat menyebarkan
permusuhan, ghibah dan namimah. Orang yang suka mendengki itu hatinya selalu
sedih dan gundah, sebab dia akan selalu tersiksa oleh perbuatannya setiap kali
melihat orang yang didengkinya mendapat kenikmatan."
Larangan
Saling Menipu
"Janganlah
saling menipu."
Ibnu
Rajab Al-Hambali dalam kitabnya Jami'ul Ulum wal Hikam berkata: "Banyak
sekali ulama yang menafsirkan kata'an-najsy' di sini dengan arti meninggikan
penawaran harga barang yang dilakukan oleh orang yang tidak akan membelinya,
mungkin untuk memberikan manfaat bagi penjual dengan adanya tambahan harga,
atau untuk mencelakakan pem beli dengan meninggikan harga yang harus dibayar."
Dari
Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alahi wasallam, bah wa beliau melarang
menawar barang melebihi harganya (dengan tujuan menipu pembeli lain). (HR.
Al-Bukha ri dan Muslim)
Ibnu
Abi Aufa berkata: "Pelaku tipu menipu (seperti ini) adalah pema kan riba
dan pengkhianat."
Ibnu
Abdil Barr mengatakan: "(Ijma' para ulama menyebutkan) bahwa yang
melakukan perbuatan ini berarti melakukan maksiat kepada Allah jika dia telah
mengetahui larangan ini."
Larangan
Saling Membenci
"Dan
janganlah kalian saling membenci."
Asy-Syaikh
Al-'Allamah Al-Imam Muhammad Hayat As-Sindi rahimahullah berkata:
"Janganlah kalian melakukan apa yang akan menyebabkan saling membenci
karena itu akan menyebab kan bermacam-macam kerusakan di dunia dan bencana di
akhirat."
Al-Imam
Al-Hafizh Rajab Al-Hambali berkata: "Sesama muslim dilarang saling
membenci dalam hal selain karena Allah, apalagi atas dasar hawa nafsu, karena
sesama muslim itu telah dijadikan Allah bersaudara dan persaudaraan itu saling
cinta bukan saling benci."
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Demi
Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, tidaklah kalian masuk Surga sehingga
kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sehingga saling mencintai. Maukah
kalian aku tunjukkan sesuatu, jika kalian lakukan akan saling mencintai?
Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)
Larangan
Saling Memutuskan Hubungan (Silaturahim)
"Janganlah
kalian putuskan hubungan."
Al-Imam
Al-'Allamah Ibnu Daqiqil 'Ied berkata: "Makna 'tadabaru' adalah saling
bermusuhan, dan ada pula yang mengatakan saling memu tuskan hubungan karena
masing-masing saling membelakangi." Asy-Syaikh Al-'Allamah Muhammad Hayat
As-Sindi berkata: "Tidak diperbolehkan sebagian kalian berpaling dari
sebagian yang lain, tetapi seharusnya kalian menghadapi mereka dengan wajah
berseri-seri, hati yang bersih dari kedengkian dan permusuhan serta dengan
tutur kata yang manis."
Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak
halal bagi seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga
hari, keduanya bertemu tidak saling menyapa, sebaik-baik di antara kedua nya
adalah yang memulai salam." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Memutuskan
hubungan yang dimaksud hadits ini adalah dalam masalah duniawiyah. Adapun dalam
masalah diniyah dibolehkan memu tuskan hubungan lebih dari tiga hari
sebagaimana dilakukan Imam Ahmad dll., seperti terhadap ahli bid'ah, kaum
munafik dan yang mengajak memper turutkan hawa nafsu.
Larangan
Menyerobot Transaksi Saudara Sesama Muslim
Asy-Syaikh
As-Sindi berkata: "Ada salah seorang di antara kamu mengatakan kepada
orang yang mena war dagangan orang lain, 'tinggalkan lah, aku akan jual
kepadamu dengan harga yang lebih murah', atau menga takan kepada orang yang
hendak menjual dagangannya kepada sese orang, 'tinggalkanlah, aku akan membeli
darimu dengan harga yang lebih tinggi'."
Semua
perbuatan di atas menafi kan ukhuwah Islamiyah, karena seorang mukmin itu
mencintai apa yang untuk saudaranya seperti apa yang untuk dirinya. Jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Hendaklah
setiap orang di antara kamu melakukan mu'amalah ukhuwah (persaudaraan) dengan
sebenar-benarnya dengan cara menghendaki kebaikan untuk saudaranya sebagaimana
menghen daki untuk dirinya, dan membenci kejahatan yang ada pada saudaranya
seperti membenci kejahatan itu menimpa dirinya.
Al-Hafizh
Ibnu Rajab mengata kan: "Di dalam lafazh itu menunjukkan bahwa mereka
meninggalkan saling mendengki, menipu, membenci, memutuskan hubungan
silaturahim dan menyerobot transaksi saudaranya, dengan demikian mereka
bersaudara. Dalam hadits ini juga diperintahkan untuk mencari apa saja yang
dapat menjadikan orang-orang muslim bersaudara secara mutlak. Seorang muslim
adalah saudara muslim yang lain." Allah berfirman: "Sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu." (Al-Hujurat: 10)
Jika
orang-orang mukmin itu bersaudara mereka diperintahkan untuk dapat melunakkan
hati dan mempersatukannya, dilarang melaku kan apa yang dapat menyebabkan
perpecahan dan perselisihan. Berkata Syaikh Muhammad Hayat As-Sindi:
"Persaudaraan Islam itu lebih kuat dari persaudaraan karena nasab."
Karena
itu tidak boleh menzha limi saudaranya sesama muslim dalam bentuk apapun. Tidak
boleh mendiam kan untuk tidak menolongnya jika melihat ia dizhalimi, karena setiap
mukmin diperintahkan saling tolong-menolong seperti sabda Nabi: "Tolong
lah saudaramu dalam keadaan zhalim atau dizhalimi", ia berkata (Abu
Hurairah), 'wahai Rasulullah, aku tolong dia dalam keadaan dizhalimi, lalu
bagaimanakah aku menolongnya dalam keadaan zhalim?', beliau ber sabda:
"Kamu cegah dia dari kezhaliman nya maka itulah pertolonganmu kepada
nya."(HR. Al-Bukhari)
Kemudian
harus selalu berkata dan bersikap benar (jujur) kepadanya. Tidak boleh
meremehkannya, sebab sikap meremehkan orang lain itu tumbuh dari kesombongan
dirinya sebagaimana sabda Nabi r: "Kesom bongan itu menolak kebenaran dan
menghinakan orang." (HR. Muslim)
Allah
berfirman:
"Wahai
orang-orang yang beriman, jangan lah satu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain
karena boleh jadi yang diolok-olokkan itu lebih baik dari yang mengolok-olokkan
dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita yang lain, karena boleh
jadi wanita-wanita yang diperolok-olok itu lebih baik daripada yang
mengolok-olok." (Al-Hujurat: 11)
Orang
yang sombong akan meman dang dirinya sempurna dan memandang orang lain serba
kekurangan kemudian mencela, meremehkan dan tidak mau menerima kebenaran yang
datang dari orang lain.
Taqwa
Letaknya di Dada
Sabda
Rasulullah r: "Taqwa itu di sini", seraya menunjuk ke dadanya tiga
kali. Dalam kalimat ini menunjukkan bahwa kemuliaan makhluk di sisi Allah itu
dengan ketakwaan. Allah berfirman:
"Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling
bertakwa." (Al-Hujurat: 13) Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada sosokmu dan hartamu, tetapi Dia
akan melihat kepada hatimu dan amalanmu." (HR. Muslim)
Dari
ayat Al-Qur'an dan hadits di atas diketahui bahwa ketakwaan itu ada di dalam
hati dan dilihat dari amalannya. Di antara kejahatan seorang muslim adalah
melakukan penghinaan terhadap saudaranya. Cukup seseorang itu (dikatakan)
melakukan kejahatan dengan menghinakan saudaranya sesama muslim, sebab menghina
adalah kesombongan yang merupakan salah satu bentuk kejahatan. Sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam
hatinya ada seberat dzarrah dari kesombongan." (HR. Muslim)
Orang
Muslim itu Diharamkan Darah, Harta dan Kehormatannya
Nabi r
pernah bersabda pada waktu haji Wada' yang disaksikan oleh sebagian besar
sahabatnya, di antara pesan beliau adalah: "Sesungguh nya harta, darah dan
kehormatan kamu haram atas kamu seperti kemuliaan harimu ini dalam bulanmu ini
di negerimu ini." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits
di atas menunjukkan bahwa darah, harta dan kehormatan seorang muslim tidak
boleh diganggu. Banyak sekali nash yang menunjukkan tentang larangan ini dan
tidak terbatas pada waktu dan tempat. Allah I telah menjadikan orang-orang
mukmin itu bersaudara agar mereka saling kasih-mengasihi dan sayang-menyayangi.
Sabda Nabi r:
"Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam saling cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan kasih-mengasihi
seperti tubuh, jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka seluruhnya akan
tidak bisa tidur dan demam." (Muttafaq 'Alaih)
Demikianlah
di antara syarat-syarat ukhuwah yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang
ingin mencapainya. Wallahu a'lam . (Ibrahim Sa'id)
Disadur
dari
SYARH
ARBA'IN NAWAWIYAH ,RIYADHUSH SHOLIHIN, TAFSIR IBNU KATSIR DLL.
::mari
kita jalin ukhuwah Islamiyah menuju persatuan islam tegaknnya syariah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan