“Setiap nabi yg diutus Allah sebelumku pasti memiliki hawariyun dan para sahabat yg mengikuti sunnahnya serta menapaki ajarannya. Kemudian setelah itu datanglah suatu generasi yg mengatakan apa yg tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa yg tidak diperintahkan. Barangsiapa melawan mereka dgn tangannya maka ia adl mukmin. Barangsiapa melawan mereka dgn lisannya maka ia adl mukmin dan barangsiapa melawan mereka dgn hatinya maka ia adl mukmin. Dan selain itu tidak ada lagi keimanan walaupun sebesar biji sawi.”. Sebagaimana yg telah kita bahas pada edisi terdahulu bahwa disamping apa yg menjadi penilaian oleh dua tokoh imam tasawuf sebagai ajaran yg pada mulanya baik dan sesuai syareat tidak luput pula kemudian tumbuh ajaran kaum shufi yg ekstrem yg bertentangan dgn syareat.
Agama itu hanyalah yg disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan yg disukai itu hanyalah yg dianjurkan Allah dan Nabi serta hamba pilihan-Nya. Setiap perkara yg tidak diperintahakan Allah dan tidak dilakukan oleh rasul-Nya sekalipun bentuknya kelihatan baik dan hebat serta disukai banyak orang ia tetap jelek dan tertolak dalam Dienul Islam yg dibawa oleh Muhammad SAW. Sebab agama ini telah sempurna sebagaimana yg telah Raulullah SAW ajarkan kepada ummatnya.
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan utk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”.
“Apa yg diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yg dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”.
“Katakanlah ‘Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”.
“Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”.
Dengan memahami secara seksama akan ayat-ayat di atas dan masih banyak lagi tentunya kita sebagai ummat yg beriman mengetahui bahwa kita hanya disuruh utk mengikuti apa yg dijarkan oleh Rasulullah SAW. Maka jika terjadi yg selebihnya itu adl seolah-olah kita tidak mempercayai Atau seolah kita mengkritik bahwa agama ini belum sempurna.
Sesungguhnya telah banyak jika kita mau menengok atau melihat praktek beragama secara berlebih-lebihan yg tidak diperintahkan oleh Rasulullah SAW.
Di antara Praktek Menjalankan Ibadah yg Berlebihan pada Jaman Rasulullah SAW dan Shahabat
Sikap ekstrem atau berlebih-lebihan di dalam beragama dapat kita lihat dalam hal sebagaimana yg akan dilakukan oleh orang-orang yg diceritakan dari Anas bin Malik r.a. bahwa ia berkata “Tiga orang sahabat datang menemui isteri-isteri Rasulullah utk menanyakan tentang ibadah beliau. Setelah diceritakan kepada mereka tentang ibadah Rasulullah mereka menganggapnya terlalu sedikit. Sehingga mereka berkata “Keadaan kita dgn beliau jauh berbeda sesungguhnya Allah SWT telah mengampuni dosa-dosa beliau yg lalu dan yg akan datang!”
Maka salah seorang di antara mereka berkata “Aku akan shalat malam terus-menerus.” Seorang lagi berkata “Aku akan berpuasa terus-menerus tanpa putus.” Yang lain berkata “Aku akan menjauhi kaum wanita dan tidak akan menikah selamanya.”
Lalu datanglah Rasulullah SAW menemui mereka beliau bersabda “Apakah kamu sekalian yg mengucapkan bagini dan begitu!” Demi Allah aku adl orang yg paling takut danpaling bertaqwa kepada Allah! Namun di samping berpuasa aku juga berbuka di samping shalat aku juga tidur dan aku juga menikahi wanita. Barangsiapa membenci sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku.”.
Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda “Bagaimana halnya kaum-kaum yg menjauhkan diri dari sesuatu yg kulakukan? Demi Allah aku adl orang yg paling tahu tentang Allah dan paling takut kepada-Nya.”.
Juga sisa-sisa kaum terdahulu yg menjalankan praktek beragama yg berlebih-lebihan masih ada dan berlanjut samapai sekarang dapat kita lihat seperti dalam riwayat “Janganlah kamu memberatkan dirimu sendiri sehingga Allah SWT akan memberatkan dirimu. Sesungguhnya suatu kaum telah memberatkan diri mereka lalu Allah memberatkan mereka. Sisa-sisa mereka masih dapat kamu saksikan dalam biara-biara dan rumah-rumah peribadatan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka.”.
Ya’la bin Umayyah menceritakan “Suatu ketika aku melakukan thawaf besama Umar bin Khaththab r.a. saat kami iba di tiang dekat pintu Ka’bah dan Hajar Aswad aku segera mengusapnya dgn tanganku. Melihat itu Umar pun berkata “Pernahkan engkau melakukan thawaf bersama Rasulullah SAW? “Pernah!” jawabku. “Apakah engkau pernah melihat beliau mengusapnya?” tanyanya lagi. “Tidak pernah!” balasku. Umar pun berkata “Jauhkanlah dirimu dari perbuatan itu cukuplah Rasulullah SAW sebagai teladan yg terbaik bagimua.”
Di antara Praktek Menjalankan Ibadah yg Berlebihan pada Kaum Shufi
Allah SWT telah berfirman yg artinya “Wahai Ahli Kitab janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yg benar.”.
Ajaran tasawuf yg ekstrem ditegakkan atas asas yg bertentangan dgn kaidah-kaidah tesebut. Praktek ibadah yg berlebih-lebihan itu jauh dari nilai sunnah. Bahkan sebaliknya adl bid’ah.
Di antara sikap yg berlebihan dapat dilihat sbb
Asy-Sya’rani berkata “Setiap faqir yg tidak pernah menahan lapar dan tidak menanggalkan pakaian maka ia termasuk pemburu dunia. Ia sama sekali tidak termasuk anggota tarekat tasawuf.”
Asy-Sya’rani menukil ucapan Ahmad Ar-Rifa’i sebagai berikut “Saya sangat senang bila murid selalu menahan lapar tidak memakai baju fakir dan rendah diri.”
Ath-Thusi meriwayatkan dari Abu Ubeid AlBisri bahwa ia berkata “Apabila tiba bulan Ramadhan Abu Ubeid Al-Bisri mengunci pintu rumahnya dan berkata kepada isterinya “Lemarkanlah tiap harinya sepotong roti melalui lubang angin.” Ia pun tidak keluar rumah hinga bulan Ramadhan berakhir. Ketika isterinya memasuki rumah ternyata didapatinya tiga puluh potong roti dalam keadaan utuh belum disentuh di sudut rumah.”
Salah seorang penulis biografi kaum sufi mengisahkan tentang seorang sufi asal India bernama Syah Miyanjii Begh. Konon ia pernah beri’tikaf mulai awal bulan Rajab sampai sepuluh Muharram . Ia menutup pintu tempat I’tikaf dan mengurung diri di dalamnya selama enam bulan tidak makan dan tidak juga minum. Dikabarkan bahwa ia wafat pada tahun 889 H.
Seorang shufi yg sudah popular bernama ‘Ainuddin konon ia meminum khamar siang dan malam.
‘Aun bin Abdullah bin ‘Utbah konon ia selalu mengenakan pakaian sutera.
“Termasuk perkara menakjubkan adl diletakkannya Asma Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung pada cincin emas. Barang siapa mengenakan cincin emas itu niscaya ia akan disegani manusia. Ia akan diagungkan dimuliakan dan tinggi derajat dan pamornya di hadapan manusia hingga akhir hayatnya. Pada hari kiamat nanti ia akan dibangkitkan dalam keadaan aman dari ketergelinciran kala melewati titian Shiratul Mustaqim. Dan akan berat timbangan kebaikannya.”
Coba bandingkan dgn ketentuan syariat yg telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan sbb “Telah dihalalkan emas dan sutera bagi kaum wanita dari umatku dan diharamkan atas kaum pria.”
Manakah yg benar? Ocehan kelompok shufi di atas ataukah sabda Rasulullah SAW?
Al-Hajweiri menukil ucapan sbb “Aku menemukan beberapa hikayat tentang seorang ulama syareat yg menguji Asy-Syibli dgn pertanyaan “Apa saja yg dikeluarkan zakatnya?”Asy-Syibli menjawab “Jika kebakhilan merebak dan harta melimpah ruah maka wajib mengeluarkan zakat dua ratus dirham sebanyak lima dirham zakat dua puluh dinar sebanyak setengah dinar itu menurut madzhabmu namun menurut kami selayaknya kamu tidak memiliki apapun sehingga engkau terbebas dari beban zakat!”
Syaikh Muhammad berkata “Jika engkau ingin belajar tarekat maka jadikanlah pakaianmu sebagai serbet bagi kaum fuqara’.” Pesan Syaikh Muhammad itupun dilakukannya. Maka tiap orang yg makan ikan atau sayuran membersihkan tangan mereka dgn bajunya. Hal itu ia lakukan selama satu tahun tujuh bulan sehingga bajunya seperti baju tukang minyak atau baju para gembel. Setelah melihat keadaan bajunya seperti itu barulah Syaikh Muhammad mengajarkan kepadanya wirid dan dzikir.
Dan masih banyak hal-hal yg aneh dan berlebihan yg dilakukan kaum shufi ekstrem.
Di antara Praktek Bid’ah Kaum Shufi
Asy-Sya’rani menulis tentang Umar bin Al-Faridh dia mempunyai sejumlah gadis-gadis yg bernyanyi untuknya hingga membuatnya bergoyang dan gembira. Ia berani membeli mereka dgn harga mahal krn suara mereka yg merdu.
Asy-Sya’rani meriwayatkan dari Abu Hafs Al-Haddad An-Naisaburi yg ditanya “Salah seorang rekanmu berputar-putar mengelilingi majelis as-sama’ . Apabila mendengar as-sama’ ia pasti menangis berteriak histeris dan mengoyak-ngoyak bajunya.” Abu Hafs menjawab “Ia berbuat seperti orang tenggelam yg berpegang kepada apa saja yg dikiranya dapat menyelamatkan dirinya.”
Allah SWT telah menyinggung apa yg dilakukan oleh orang-orang musyrik dgn firman-Nya yg artinya “Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan.”
Ba Yazid Al-Anshari membagi dzikir menjadi beberapa bagian ia berkata “Adapun dzikir Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah adl dzikir lisan. Dzikir sepeti ini dibolehkan dalam tingkatan syariat. Sementara dzikir Laa Ilaaha Illallah adl dzikir hati hanya dibolehkan jika sudah mencapai tingkatan tarekat. Sedang dzikir Illallah adl dzikir ruh dgn meninggalkan syak wasangka. Hanya dibolehkan jika telah mencapai tingkatan hakekat. Lalu dzikir Allah?Allah termasuk dzikir batin hanya boleh jika sudah mencapai tingkat ma’rifat. Dan dzikir Hu?Hu?adalah dzikir ghaib yg hanya boleh diucapkan bila sudah sampai tingkatan qurbah . Dan dzikir Laa Ilaaha illa anta adl dzikir ghaibul ghaib hanya dibolehkan jika sudah mencapai tingkat al-washlah . Dan terakhir lafzhul jalalah adl dzikir madzkur yg hanya boleh diucapkan jika telah mencapai tingkat al-wihdah .”
Lantas bagaimana dgn sabda Rasulullah SAW yg artinya “Dzikir yg paling utama adl Laa Ilaaha Illallah.”
Rasulullah SAW telah mensabdakan bahwa dzikir yg paling utama itu adl yg demikian. Apakah Rasulullah SAW itu bohong atau menyembunyikan syariat dari Allah?
Maka sungguh Rasulullah SAW telah menyampaikan apa yg harus disampaikan dari Allah SWT.
Dan Allah SWT telah berfirman yg ertinya:
Dan Allah SWT telah berfirman yg ertinya:
“Katakanlah ‘Aku bukanlah rasul yg pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yg akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yg diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yg menjelaskan.”
“Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab.”
“Hai Rasul sampaikanlah apa yg diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu; dan jika tidak engkau laksanakan maka tidaklah engkau menyampaikan risalah-Nya.”
“Dan telah Kami turunkan kepada engkau peringatan supaya engkau terangkan kepada manusia apa yg diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir.”
“Ikutilah semua yg diturunkan Tuhanmu kepadamu dan janganlah kamu ikuti pemmpin-pemimpin selain daripada-Nya tetapi amat sedikit sekali di antaramu yg ingat.”
Selain hal di atas ada juga pelaksanaan dzikir dgn bersama-sama dgn suara yg sangat keras dan menukik telinga bagi yg berada di dekatnya.
Padahal Allah SWT telah memerintahkan dgn firman-Nya yg artinya “Dan sebutlah Rabbmu dalam hatimu dgn merendahkan diri dan rasa takut dan dgn tidak mengeraskan suara.”
Padahal tokoh shufi terkenal Ba Yazid jurstru meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau besabda “Dzikir yg paling utama adl dzikir dgn suara lirih.”
Dan masih banyak lagi hal-hal yg berlebihan dan mengada-ada yg tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Yang Terbaik Adalah Mengikuti Sesuai Petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah
Jika kita adl orang yg mengimanai sabda Rasulullah SAW bahwa akan datang jaman penuh fitnah dan praktek bid’ah maka hendaklah kita termasuk orang yg berusaha menolak dan memeranginya dgn kemampuannya masing-masing serta berhati-hati di dalam menimba ilmu dan mengamalkan syareat.
Maka Al-Qur’an dan As-Sunnah adl sebagai pedoman yg tidak boleh tidak ditinggalkan bagi kaum Muslimin. Siapa saja menemukan praktek ibadah yg bertentangan dengannya tinggalkanlah. Dan siapa saja menjumpai agama ini sesuai dengannya maka ikutilah.
“Dan taatlah kamu sekalian kepada Allah dan taatlah kamu sekalian kepada Rasul dan hati-hatilah kamu krn jika kamu sekalian berpaling maka ketahuilah olehmu sesungguhnya tidak ada kewajiban atas Rasul Kami melainkan menyampaikan pesan yg terang.”
Imam Malik dan Anas meriwayatkan sebuah hadits sbb “Telah sampai kepadanya bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda yg artinya “Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara tidak akan tersesat kamu selama kamu berpegang teguh dgn kedua-duanya yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah SAW pernah bersabda “Tidak akan lenyap sesuatu daripada sunnah sehingga tampaklah yg semisalnya daripada bid’ah sehingga lenyaplah sunnah dan tampaklah bid’ah sehingga dianggap cukuplah bid’ah itu bagi orang yg tidak mengenal sunnah.”
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah SAW pernah bersabda“Sesungguhnya di masa kemudian aku akan ada peperangan di antara orang-orang yg beriman.” Seorang shahabat bertanya “Mengapa kita memerangi orang-orang yg beriman yg mereka itu sama berkata “Kami telah beriman.” Rasulullah bersabda “Ya krn mengada-adakan di dalam agama apabila mereka mengerjakan agama dgn pendapat fikiran padahal di dalam agama itu tidak ada pendapat fikiran. Sesungguhnya agama itu dari Tuhan perintah-Nya dan larangan-Nya.”
Disadur dari
- Tasawuf Bualan Kaum Sufi ataukah Sebuah Konspirasi Dr. Ihsan Ilahi Zhahir
- Kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah K.H. Moenawar Chalil
Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm
Tiada ulasan:
Catat Ulasan