The Alien - Link Select

Isnin, 22 November 2010

HIV-AIDS DAN TEKNIK PENYEMBUHANNYA!


Ditinjau dari Metode Teknik Tali Wasilah
Oleh Quantum Illahi
Edisi Khusus penyembuhan HIV-AIDS

Pada kesempatan ini ijnkan penulis untuk menyampaikan artikel (mungkin ada pembaca yang bertanya-tanya kapan QI menulis sendiri artikelnya, inilah saatnya untuk memulai lagi dalam menulis). Sesuai dengan warna blog ini, penulis tetap berpedoman dengan konsep metode T2W (Teknik Tali Wasilah). Konsep ini penulis riset sudah hampir 18 tahun untuk mencari letak kelemahannya, namun semakin digali lebih dalam, menunjukkan kebenarannya dari sisi manapun, dan penulis semakin takjub dengan mengucapkan huruf ”O” yang semakin besar (tanda penulis semakin paham dengan konsep ini).

Konsep T2W benar-benar membuat keyakinan penulis bahwa ALLAH SWT dan KEKASIHNYA itu ESA dan NYATA. Alhamdulillah ya Allah atas semua petunjuk dan karuniaMU.
Pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis untuk mengulas hubungan Zikir (mengingat Allah SWT dan KEKASIHNYA) dengan penyembuhan penyakit HIV-AIDS. Artikel yang membahas topik ini, penulis search di google sepertinya masih sedikit dan belum detail untuk diulas lebih dalam. Benar ndak sih zikir itu bisa menyembuhkan HIV-AIDS. Karena HIV-AIDS sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkannya. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan. Terus bagaimana??

Membaca artikel QI di episode yang lalu tentang berita kesembuhan seorang saudara dari Palembang dan kebetulan seorang anggota ABRI. Dia telah dinyatakan positif menderita penyakit yang merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh, yaitu HIV-AIDS. Silahkan di baca di artikel ini.

Tentunya berita kesembuhan ini menjadi tanda tanya oleh banyak pembaca. Bagaimana penyakit HIV-AIDS bisa disembuhkan? apakah artikel ini tidak bohong, sensasi atau mengada-ngada karena ulah penulis yang iseng?

Sebelumnya marilah kita simak beberapa literatur yang menunjukkan bahwa efek zikir atau yang sejenis (spiritual) dengan itu bisa membantu pemulihan sang pesakit.
Saraf yang tenang dan relaks terkondisi karena sirkulasi darah menjadi lebih baik dan lancer. Kemudian kondisi saraf pusat yang menjadi balans setelah berzikir dan berdoa menstimulasi optimalisasi aksi dan reaksi neorologis dalam meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri atau self healing. (sumber)

Hormon yang berperan dalam perilaku agresif adalah hormon vasopresin, yaitu hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak dibawah otak. Hormon ini memiliki efek yang kurang baik,yaitu memaksa pembuluh-pembuluh darah kecil berkontraksi atau berkerut yang pengerutannya bertahan bisa bertahan lama,terutama terhadap pembuluh darah jantung. Oleh karena itu orang yang agresif cenderung terkena serangan jantung atau strok (sumber)

Dr. Francis Keefe, peneliti dari Duke University Medical School, North Carolina, Amerika Serikat, dalam sebuah tulisannya di The Journal of Pain, April 2001, mengulas hasil penelitiannya tentang efek beragama dalam mengatasi nyeri artritis rematik.Diagnosanya pada 35 penderita artritis rematik membuktikan bila pasien yang taat dan dekat dengan Tuhan lebih mampu mengatasi rasa nyerinya. Kata Francis, beragama membuat orang mampu mengatasi rasa bersalah, menghilangkan pikiran buruk, dan meraih ketenangan hidup. (Sumber):

Hal yang sama diungkapkan pula oleh Comstock, dalam Journal of Chronic Diseases, 1972. Bahwa orang yang melakukan kegiatan zikir dan doa secara teratur ternyata risiko kematian akibat penyakit jantung koroner lebih rendah 50 persen. Sementara kematian akibat emphysema (penggelembungan paru) lebih randah 56 persen, kematian akibat Cirrhois Hepatis (pengerasan hati) lebih rendah 74 persen, dan kematian akibat bunuh diri lebih rendah 53 persen. Selain itu, zikir dan doa bisa membuat usia hidup penderita HIV/AIDS lebih panjang. (Sumber)

Cabang ilmu yang mempelajari masalah ini adalah psiko-neuro-endokrinologi. Doa dan zikir dalam ilmu kedokteran jiwa menjadi terapi psikiatrik. Hal ini karena kemampuan doa dan zikir dalam menenangkan hati sehingga kerja hormone menjadi sempurna dan tubuh pun sehat (Sumber)

Banyak lagi literature yang menghubungkan spiritual dengan penyembuhan HIV-AIDS seperti di web ini

Secara ilmiah sudah dibahas detail dan komplit, namun dari berbagai literature di atas terdapat celah (pengetahuan dan praktek) yang belum kita pahami dengan jelas yaitu jembatan nyata dari praktek zikir (praktek spiritual) dengan kesembuhan suatu penyakit (di dalam artikel ini adalah “penyembuhan HIV-AIDS”). Gap ini yang sekarang masih tanda tanya besar dalam penyembuhan suatu penyakit baik yang sederhana maupun yang belum ada obatnya (HIV-AIDS)

Definisi “sembuh” dari serangan HIV-AIDS adalah sang pesakit benar-benar pulih seperti sedia kala, yaitu memiliki kekebalan atau CD4 diantara nilai 500 dan 1000. Sembuh dan pulih adalah suatu kabar yang tidak mungkin menurut penderita HIV-AIDS, karena memang kenyataannya HIV-AIDS tidak ada obatnya secara medis.

Mudah-mudahan dengan tulisan ini bisa membantu pembaca yang sedang mendapatkan karunia dari ALLAH SWT dengan sakit HIV-AIDS bisa kembali termotivasi untuk semangat sembuh dan pulih. Yaitu dengan tahu detail jembatan antara zikir dan kesembuhan sakit HIV-AIDS ini.
Konsep zikir dengan metode T2W adalah konsep zikir yang dipraktekkan dalam rangka menjaga komunikasi dengan ALLAH SWT sebagai TUHAN YANG MAHA ESA dan MAHA SEGALA-GALANYA. Komunikasi ini harus tetap terjaga dengan harmonis dan romantis antara hamba dengan sang Pencipta. Karena komunikasi adalah salah bentuk transfer informasi yang sangat penting antara dua pihak yang ingin menyampaikan pesan dan balasan pesan. Apalagi komunikasi dari seorang hamba dan sang pencipta, adalah bentuk komunikasi yang benar-benar harus dipahami secara jelas dan tepat. (bukan kira-kira). QS AL Fateha :” KepadaMUlah aku menyembah dan kepadaMU aku minta tolong”. ”Minta tolong” ini adalah komunikasi hamba kepada sang Pencipta.

Pertanyaannya seberapa akurat metode T2W dalam membangun komunikasi hamba dan sang Khalik?
Mari kita urai sedikit demi sedikit tentang ketepatan metode ini.

Permasalahan komunikasi kita sebagai hamba dengan Allah SWT adalah dimensi KEMAHA-AN DZAT ALLAH SWT, menjadikan kita tidak mungkin bisa komunikasi langsung (karena kita harus sadar bahwa kita dhaif, hina, papa, berlumpur dosa dll). Kalau di ilmu listrik, tidak mungkin alat-alat di rumah tangga kita di kontakkan langsung dengan PLTU PAITON atau PLT yang lain. Tentunya harus ada trafo-trafo penurun tegangan dan akhirnya sampai ke rumah kita. Nah trafo-trafo ALLAH SWT itu adalah para NABI dan RASULNYA. Nah trafo kita sebagai muslim dan muslimah adalah RASULULLAH MUHAMMAD SAW. Kalau kita sudah memahami manfaat trafo ini maka kita harus yakin bahwa semua umat Muslim harus yakin jasmani dan rohaninya terterpatri abadi dengan RASULULLAH MUHAMMAD SAW. Jika ini sudah paham dan serius mewujudakkannya, maka komunikasi kita dengan ALLAH SWT akan lancar dan bisa berkomunikasi.

Permasalahan berikutnya adalah, bagaimanakah meyakinkan jasmani dan rohani kita yang berjarak 1500 tahun yg lalu terpatri dengan RASULULLAH MUHAMMAD SAW. Nah ini menjadi peroblem komunikasi berikutnya, meyakinkan bahwa kita sudah benar-benar kontak dengan RASULULLAH MUHAMMAD SAW atau masih mengira-ngira agar bisa kontak RASULULLAH MUHAMMAD SAW (maksudnya kita membuat aturan komunikasi dengan sangka sendiri). Mudahnya, dengan teknologi apa kita harus berbicara dan berkomunikasi dengan ROHANI RASULULLAH SAW yang berjarak 1500 tahun tersebut? Apakah dengan mesin pemutar waktu seperti di film-film. Permasalahan ini harus direnungkan dalam-dalam agar kita sadar, bahwa komunikasi dengan ROHANI RASULULLAH harus dipraktekkan dengan riil dan nyata.

Oleh sebab itu penulis mencoba menggiring logika kita untuk menyelesaikan komunikasi berjarak 1500 tahun tersebut. Bagaimana pembaca? Apakah ada ide?

Tepat sekali, 1500 tahun harus diselesaikan dengan komunikasi “estafet”, maksudnya komunikasi yang tidak terputus dengan terus menyampaikan pesan-pesan dari Rasulullah Muhammad SAW sampai detik ini secara murni dan tepat. Estafet waktu itu adalah ULAMA-ULAMA pewaris RASULULLAH MUHAMMAD SAW, mereka bukan Nabi dan RASUL, namun ULAMA PEWARIS ILMU RASULULLAH MUHAMMAD SAW. Keestafetan komunikasi ini di dalam QS AL Maidah 35 disebutkan sebagai WASILAH/JALAN/SYTEM/METODE/CHANNEL. Penulis menyebutkannya dengan TALI WASILAH atau TEKNIK TALI WASILAH.

Jika permasalahan komunikasi 1500 tahun berjarak kepada RASULULLAH MUHAMMAD SAW teratasi maka, permasalahan komunikasi dengan ALLAH SWT pastinya TIDAK ADA MASALAH atau yang biasa disebut KOMUNIKASI LANGSUNG KEPADA ALLAH.
NAH, dengan KOMUNIKASI LANGSUNG KEPADA ALLAH SWT maka permasalahan jembatan antara zikir dan kesembuhan dengan penyakit HIV-AIDS tadi bisa didapatkan, sehingga keilmiahan zikir untuk menyembuhkan HIV-AIDS benar-benar bisa terbangun.

Mudah-mudahn dengan keterangan yang singkat ini, bisa menjadikan semangat kepada kita semua yang telah menjalankan T2W dan menjadikan gairah kepada ODHA dan saudara-saudaraku yang sedang mendapat karunia HIV-AIDS tidak ada kata putus asa, karena kita telah menemukan jembatan permasalahn kita dengan ALLAH SWT yaitu YANG MAHA MENGOBATI. Kita harus semangat karena kita sudah menemukan obatnya langsung dari yang membuat penyakit yaitu ALLAH SWT.

Demikian singkat tulisan yang ala kadarnya, insya allah akan disambung di artikel-artikel lain yang bisa menyejukkan hati kita semua sehinggan kita bisa lebih semangat dalam berkarya untuk puja dan puji kepadaNYA.
Sukses selalu, semangat dan raihlah cita dan cinta dalam RIDHONYA.
Quantum Illahi.

NB:
Sedikit menambahkan tentang wasilah yang berestafet/sambung menyambung ulama pewaris ilmu Rasulullah dari Abu bakar Assidiq pewaris pertama, kedua Salman Al Farits, ke 13 Muhammad Babasamasi dari cina, ke 15 Bahauddin Naqsyahbandi, ke 35 Prof Muhammad Amin dari arco Indononesia, dan diturunkan kepada pewarisnya saat ini yaitu Haji Syaidi Syekh Muhammad Syukur Wali Qutub yang berkedudukan di Batam Indonesia.

Tiada ulasan: