Suatu pertanyaan yang mungkin agak unik bagi pembaca, namun sebenarnya pertanyaan itu yang sering penulis tanyakan dalam diri penulis sebelum mengenal T2W. Penulis dulu selalu menganggap Allah SWT adalah DZAT yang sudah tidak boleh dipikirkan, dipertanyakan atau dibantah sekalipun. Penulis merasakan kebingungan nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan atau ALLAH SWT.
Apabila tidak dibantu dengan T2W, mungkin pertanyaan di “judul” diatas sampai detik ini tidak akan terjawab dan tidak memuaskan hati penulis dalam bertemu kepada Allah SWT. Sebelum menjawab pertanyaan di atas marilah kita renungkan kembali dengan mendalam, bijaksana dan ikhlas beberapa firman dan hadits Rasulullah di bawah ini.
(HR. Bukhori dari Abu Hurairah ra.)
Barang siapa memusuhi seorang Wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya, dan apabila Hamba-Ku menghampirkan diri kepada-Ku dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai dari hanya sekedar mengamalkan apa-apa yang telah kuwajibkan atasnya, kemudian ia terus menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan yang nawafil (yang baik-baik), hingga Aku mencintainya, maka apabila ia telah Kucintai, adalah Aku pendengarnya bila ia mendengar, dan Akulah penglihatannya bila melihat, dan Akulah tangannya bila ia mengambil (melakukan sesuatu), dan Akulah kakinya bila ia berjalan, demi jika ia memohon kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan permohonannya, dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pastilah Aku lindungi dia.
Q.S. AL FATHU, Ayat 10 :
Artinya : Sesungguhnya orang – orang yang berjanji teguh dengan engkau (Muhammad) sebenarnya mereka berjanji teguh dengan Allah.Tangan Allah diatas tangan mereka (Wajah Allah diatas wajah mereka)
(HR. Abu Daud)
Tak dapat memuat Zat-KU, Bumi dan Langit-Ku, yang dapat memuat Zat-KU ialah hati hamba-KU yang mu’min, lunak dan tenang
(HR. Bukhori dari Abu Hurairah ra.)
wajahKU (ALLAH SWT) ada di wajahNYA (Kekasih ALLAH SWT)
Kenapa pertanyaan itu wajib dijawab oleh semua umat dalam beribadah? Tidak mungkin setiap manusia yang dhohir dan harus disadari dalam diri kita bahwa kita mempunyai sifat-sifat berlawanan 180o dengan sifat-sifat Allah SWT yang MAHA-MAHA SEMPURNA dan MAHA-MAHA SEGALANYA. Silahkan direnungkan kembali secara mendalam teori vektor yang diterang oleh PhD Student (Ahni Totok) tentang T2W. Kisah Isra’ mikraj saja diceritakan Rasulullah Muhammad SAW ditraining oleh malaikat jibril sejak baligh hingga usia 53 tahun, Rasullah diijinkan bertemu langsung dengan Allah SWT untuk menerima perintah Sholat 5 waktu.
Penulis mengkritik diri sendiri, bahwa sebelum mengenal T2W hanya meniru Nabi Muhammad bin Abdullah setelah diangkat menjadi Rasulullah (simak kisah mencontoh dokter pada awal-awal tulisan Quantum Illahi). Kalau diibaratkan kita seperti melakukan karnaval sewaktu penulis di SD, SMP dan SMA yang menjadi “dokter” hanya sebatas “baju” dan “penampilan saja”. Isi dokter sama sekali KOSONG.
Penulis berharap pembaca berkenan merenungkan dalam-dalam makna dalam proses kita berkomunikasi dengan ALLAH SWT terutama untuk menjawab pertanyaan di judul episode ini “Allah SWT itu apanya yang diingat?” Untuk menjawabnya Quantum Illahi akan mengulas pada episode berikut dengan maksud pembaca untuk merenungkan benar-benar pertanyaan tersebut dalam beberapa masa ke depan sebagai progress report/kemajuan kita dalam bermunajad kepada Allah SWT?
Kita mensyukuri semua ayat Allah SWT yang diciptakan di alam semesta ini supaya kita lebih paham dengan keinginan ALLAH SWT. Insya allah kita menjadi hamba yang pandai bersyukur. Berikut saya mengulang-ulang ayat alam yang mungkin bisa membantu menjawab pertanyaan di atas. (Menyadur dari penjelasan Guru Besar Sufi dan Ilmuwan Prof. Dr. Haji Syaidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin)
Air Gula
Air tidaklah pernah manis selama dunia terkembang, namun dimana saja kita jilat air gula itu, detik itu juga manisnya gula yang terasa, bukannya manisnya Air, karena si Air adalah beserta dengan si Gula,. Karena si Air adalah pengantarnya LANGSUNG, bukan perantara; namun keduanya tidak bersyarikat, begitu Air Gula dipanaskan, airnya akan terbang, Gulanya akan tertinggal, dan Gula tidak akan menjadi Air selama dunia terkembang, hanya keduanya adalah sangat rapat terhampir.
Api dan Besi
Begitu juga Api dengan Besi, yang membakar adalah api, bukan besi, namun kemana saja si Besi dihampirkan, detik itu juga langsung si Api membakar.
Api dengan Besi tidak bersyarikat, Api adalah Api, Besi adalah Besi ( Ferrum rumusnya) Api tidak ada Rumusnya karena Api adalah ENERGI, dan Api tidak akan menjadi Besi, atau sebaliknya, Besi tidak akan jadi Api, dan Api dan Besi tidak bersyarikat satu sama lain, hanya sangat rapat berhampir.
Kawat dan Listrik
Begitu juga kawat dengan Listrik yang berdaya guna adalah listrik bukan kawat, namun kemana saja dicucukkan si Kawat, Langsung si Listrik yang bekerja, dimana saja kita sentuh di kawat, langsung si Listrik yang menggigit, bukan si kawat, Kawan dengan Listrik tidak bersyarikat, hanya sangat berhampir atau saling beserta; apabila dimatikan kontaknya listrik hilang entah kemana, Kawatnya yang tinggal, tanpa mampu mengeluarkan Daya apa apa lagi dan Listrik tak akan menjadi kawat, dan kawat tidak akan menjadi Listrik , karena Listrik bukan Kawat.
Penulis belajar menyambung kembali pertanyaan yang unik dan penulis sendiripun tidak pernah memikirkannya sebelum mengenal T2W.
Sambungan dari judul “Allah itu apanya yang diingat” mudah-mudahan kita semakin jelas dari perenungan kita dengan bijaksana.
Sebenarnya kata ingat itu adalah kata yang mudah bagi manusia untuk merekan sesuatu, yaitu dengan otak dan pikir. Namun dimensi Allah SWT adalah dimensi yang tak terhingga, sehingga tidak mungkin cukup dijangkau oleh otak sehingga. Kata yang benar untuk bertemu dengan ALLAH adalah “rabith” yaitu
menggabungkan Rohani kita dengan ROHANI YANG MAHA MENANG yaitu ROHANI RASULULLAH MUHAMMAD SAW yang sampai detik ini tidak pernah MATI (KEKAL ABADI).
Dua kalimat syahadat adalah teori dasar dalam mengaplikasikan Allah SWT dan Rasulullah Muhammad sebagai Kekasihnya yang tidak terpisahkan. Permasalahannya adalah setelah Rasul tidak ada Rasul tetapi yang adalah Ulama pewaris ilmu rasulullah yang mempunyai kualitas Kerohanian yang tidak pernah lepas dari Radar Rohani Rasulullah yang diwadahkan dalam praktek QS AL-MAIDAH 35.
PENULIS : alhamdulillah...setelah diberi nikmat dengan JALAN LURUS ini, aku semakin faham dan yakin kepada Allah, Tuhan seluruh alam ini... Laa ilaaha illallah. ISLAMLAH KAMU... NESCAYA KAMU SELAMAT.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
PLEASE COMMENT!