Jumaat, 13 Julai 2018

MASJIDIL HARAM ???


MASJIDILHARAM

Masjid bermaksud Tempat Sujud. Haram pula bermaksud ‘Larangan/dilarang’.  Apabila digabung dua perkataan ini jadilah ia sebagai Masjidilharam yang bermaksud  Tempat Sujud yang ada Larangan-larangan yang ditentukan oleh ALLAH dalam Qur’an. Peraturan-peraturan lain mengenai larangan ini juga dibuat oleh Nabi Muhammad, Rasulullah SAW pada zamannya dan juga pemerintah Kota Mekah dari semasa ke semasa.

Masjidil Haram artinya masjid yang memiliki tanah haram. Kenapa dinamakan tanah haram? Para ulama mengatakan karena di dalam tanah itu berlaku berbagai ketentuan yang mengharamkan kita melakukan berbagai hal, seperti berburu, mengangkat senjata, mematahkan tumbuhan dan seterusnya, termasuk juga haram untuk dimasuki oleh kafir. Iaitu orang yang engkar dan menentang Islam.  Bagi mereka yang tidak menentang.  Mereka sepatutnya diperbolehkan mengunjunginya atas dasar mengajar mereka tentang Islam.

Masjidl Haram adalah Masjid Suci atau Halal untuk orang Islam(Tunduk) memasukinya dan mengimara’kannya.  Oleh itu,  Masjidilharam adalah Haram atau dilarang bagi orang kafir(Engkar) untuk memasukinya. 

Tetapi, bagi golongan manusia yang bukan Kafir dan Bukan Islam atau Non-Muslim, dibenarkan untuk memasukinya dan mengenali Islam-hal ini bergantung kepada budi bicara pemerintah Kota Mekah. Golongan ini perlu membuat permohonan kepada pemerintah dan kerajaan Mekah.

"Adalah kewajipan manusia terhadap Allah untuk datang berhaji ke Rumah, jika dia boleh buat jalannya ke sana.” [Q.S.3:97]

“Dan serulah manusia kepada haji, dan mereka akan datang kepada kamu berjalan kaki, dan di atas tiap-tiap haiwan yang kurus, mereka datang dari tiap-tiap jurang yang dalam." [Q.S.22:27]

*Haji: Cabaran/Tantangan/Undangan Tuhan untuk mengenali dan mengunjungi Masjidil-Haram@Larangan dalam kepatuhan.


Berikut alasan disebut tanah haram:

1. Haram Dimasuki Musyirikin
Dasar larangan bagi orang Musyrikin untuk memasuki wilayah AL-HARAM di Makkah Al-Mukarramah adalah sebuah firman Allah SWT di dalam surat At-Taubah:

 “Wahai orang-orang yang percaya, orang-orang yang sekutukan(Musyrikin) adalah najis, maka jangan benarkan mereka dekati Masjidil Haram selepas tahun mereka ini. Jika kamu takut akan kemiskinan, sungguh, Allah akan cukupkan kamu daripada pemberian-Nya, jika Dia hendaki; sesungguhnya Allah Mengetahui, Bijaksana.”
[Q.S. 9:28]

*Orang Musyrikin adalah orang yang menyembah selain ALLAH dan mereka engkar/kafir dan menentang kepada agama Islam apabila diseru kepada Islam.


2. Batas Tanah Haram
Sedangkan batas tanah haram yang berlaku semua ketentuan tentang tanah haram itu adalah batas miqat makani sebagaimana yang berlaku buat jamaah haji.  Maka para batas-batas miqat itulah seorang Orang Kafir sudah tidak boleh lagi masuk ke dalamnya. Di sebelah timur ada Dzatu ‘Irqin, yaitu batas orang yang masuk dari arah negeri Iraq.  Bergeser ke Selatan masih di timur ada Qarnul Manazil. Paling selatan, yaitu dari arah negeri Yaman, ada Yalamlam. Sedangkan dari arah utara, beberapa kilometer dari Kota Madinah, ada Bi’r Ali, atau disebut juga dengan Dzil Hilaifah. Di sebelah Barat ada Juhfah atau disebut juga Rabigh. Maka kota Makkah seluruhnya tentu saja termasuk wilayah tanah haram. Artinya, orang kafir tidak boleh masuk wilayah ini.

*Batas Tanah Haram ini ditentukan oelh Kerajaan dan pemerintah Mekah.

3. Ketentuan Terkait dengan Wilayah Al-Haram
Selain tidak boleh dimasuki oleh orang Kafir, tanah Al-Haram di Makkah juga memiliki ketentuan-ketentuan lainnya, antara lain:

Solat di wilayah Al-Haram Makkah akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, yaitu 100 000 kali(hadis yang lojik dan selari dengan tuntutan Qur’an):

v  Hal itu sebagaimana yang ditetapkan oleh Baginda Rasulullah SAW:

Dari Jabir R.A sesunggunya Rasulullah SAW bersabda: “Shalat di tempat sujudku, lebih utama seribu kali (dibandingkan) shalat di selainnya kecuali tempat sujud yang ada larangan. Dan solat di tempat sujud yang ada larangan lebih utama seratus ribu solat di selainnya.“
(HR: Imam Ahmad dan Ibnu Majah, no. 1406. Hadits dishahihkan oleh Al-Mundziri dan Al-Bushoiry. Al-Albany berkata: “Sanadnya shahih sesuai persyaratan Imam Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil, 4/146).

v  Tidak ada larangan untuk melakukan shalat kapan pun, bahkan termasuk pada waktu-waktu yang sebenarnya haram untuk melakukan shalat.  Seperti pada saat matahari terbit, terbenam atau pas di atas kepala.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda: Dari Jubair bin Muth’im bahawasanya Rasulullah SAW bersabda : “Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seoranpun yang akan Tawaf (mengelilingi tujuh kali) sekitar Ka’bah, dan seorang yang akan menunaikan solat pada waktu malam atau siang.”
(HR :Imam Abu Daud dan Nasa’i, dan Tirmidzi dan Ibnu Majah dan di shahihkan al-Albani).

3. Haram Membawa Senjata

Di tanah Haram Makkah, haram hukumnya membawa senjata. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Daripada Jabir bin Abdillah RA, ia berkata : saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tidak diperbolehkan(Haram) bagi kalian membawa senjata di Makkah,” (H.R. : Imam  Muslim)

*Jenis-jenis senjata ditentukan oleh pemerintah Mekah dan Penjaga Masjdil-Haram

4. Haram Menumpahkan Darah dan Mematahkan Tumbuhan
“….maka sejak itu (negeri Makkah) haram dengan keharaman Allah hingga hari kiamat, duri-durinya tidak boleh dipatahkan, binatang buruannya tidak boleh diusir (diganggu), barang yang jatuh di Makkah tidak boleh diambil, kecuali untuk mencari (pemiliknya), tumbuh-tumbuhannya tidak boleh ditebang…..,”
(H.R.S : Imam Bukhari & Imam Muslim)

Seluruh umat islam diperintah untuk memalingkan wajahnya ke arah Masjidil-Haram dimanapun berada, hal ini di perkuat dengan surah Al-Baqarah, ayat 148 dan 150.

“Tiap-tiap orang ada haluannya(Wijhatun) yang dia palingkan; maka berlumba-lumbalah kamu dalam kebajikan. Di mana sahaja kamu berada, Allah akan datangkan kamu semua. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dari mana sahaja kamu keluar, palingkanlah muka kamu ke arah Masjidil Haram; ia adalah yang benar daripada Pemelihara kamu, dan Allah tidak lalai daripada apa kamu buat. Dari mana sahaja kamu keluar, palingkanlah muka kamu ke arah Masjidil Haram, dan di mana sahaja kamu berada, palingkanlah muka kamu ke arahnya, supaya manusia tidak ada hujah terhadap kamu, kecuali orang-orang buat kezaliman antara mereka; dan janganlah takut pada mereka, tetapi kamu takutilah Aku, dan supaya Aku sempurnakan rahmat-Ku ke atas kamu, dan supaya kamu dapat petunjuk.”
[Q.S. 2: 148-150]

Perintah ini hampir sama darjatnya dengan perintah Allah yang lain seperti hal melakukan solat, zakat, puasa, haji sebagai wujud hati yang terikat dan ingat kepada Allah dalam segala hal duniawi ini.




IMAM SULUKEN 
JULAI 2018