Rabu, 17 April 2013

TAREKAT, TASAWWUF DAN SUFI???


“Setiap nabi yg diutus Allah sebelumku pasti memiliki hawariyun dan para sahabat yg mengikuti sunnahnya serta menapaki ajarannya. Kemudian setelah itu datanglah suatu generasi yg mengatakan apa yg tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa yg tidak diperintahkan. Barangsiapa melawan mereka dgn tangannya maka ia adl mukmin. Barangsiapa melawan mereka dgn lisannya maka ia adl mukmin dan barangsiapa melawan mereka dgn hatinya maka ia adl mukmin. Dan selain itu tidak ada lagi keimanan walaupun sebesar biji sawi.”. Sebagaimana yg telah kita bahas pada edisi terdahulu bahwa disamping apa yg menjadi penilaian oleh dua tokoh imam tasawuf sebagai ajaran yg pada mulanya baik dan sesuai syareat tidak luput pula kemudian tumbuh ajaran kaum shufi yg ekstrem yg bertentangan dgn syareat.

Agama itu hanyalah yg disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan yg disukai itu hanyalah yg dianjurkan Allah dan Nabi serta hamba pilihan-Nya. Setiap perkara yg tidak diperintahakan Allah dan tidak dilakukan oleh rasul-Nya sekalipun bentuknya kelihatan baik dan hebat serta disukai banyak orang ia tetap jelek dan tertolak dalam Dienul Islam yg dibawa oleh Muhammad SAW. Sebab agama ini telah sempurna sebagaimana yg telah Raulullah SAW ajarkan kepada ummatnya.

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan utk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”.

“Apa yg diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yg dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”.

“Katakanlah ‘Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”.

“Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”.

Dengan memahami secara seksama akan ayat-ayat di atas dan masih banyak lagi tentunya kita sebagai ummat yg beriman mengetahui bahwa kita hanya disuruh utk mengikuti apa yg dijarkan oleh Rasulullah SAW. Maka jika terjadi yg selebihnya itu adl seolah-olah kita tidak mempercayai Atau seolah kita mengkritik bahwa agama ini belum sempurna.
Sesungguhnya telah banyak jika kita mau menengok atau melihat praktek beragama secara berlebih-lebihan yg tidak diperintahkan oleh Rasulullah SAW.
Di antara Praktek Menjalankan Ibadah yg Berlebihan pada Jaman Rasulullah SAW dan Shahabat
Sikap ekstrem atau berlebih-lebihan di dalam beragama dapat kita lihat dalam hal sebagaimana yg akan dilakukan oleh orang-orang yg diceritakan dari Anas bin Malik r.a. bahwa ia berkata “Tiga orang sahabat datang menemui isteri-isteri Rasulullah utk menanyakan tentang ibadah beliau. Setelah diceritakan kepada mereka tentang ibadah Rasulullah mereka menganggapnya terlalu sedikit. Sehingga mereka berkata “Keadaan kita dgn beliau jauh berbeda sesungguhnya Allah SWT telah mengampuni dosa-dosa beliau yg lalu dan yg akan datang!”
Maka salah seorang di antara mereka berkata “Aku akan shalat malam terus-menerus.” Seorang lagi berkata “Aku akan berpuasa terus-menerus tanpa putus.” Yang lain berkata “Aku akan menjauhi kaum wanita dan tidak akan menikah selamanya.”
Lalu datanglah Rasulullah SAW menemui mereka beliau bersabda “Apakah kamu sekalian yg mengucapkan bagini dan begitu!” Demi Allah aku adl orang yg paling takut danpaling bertaqwa kepada Allah! Namun di samping berpuasa aku juga berbuka di samping shalat aku juga tidur dan aku juga menikahi wanita. Barangsiapa membenci sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku.”.
Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda “Bagaimana halnya kaum-kaum yg menjauhkan diri dari sesuatu yg kulakukan? Demi Allah aku adl orang yg paling tahu tentang Allah dan paling takut kepada-Nya.”.

Juga sisa-sisa kaum terdahulu yg menjalankan praktek beragama yg berlebih-lebihan masih ada dan berlanjut samapai sekarang dapat kita lihat seperti dalam riwayat “Janganlah kamu memberatkan dirimu sendiri sehingga Allah SWT akan memberatkan dirimu. Sesungguhnya suatu kaum telah memberatkan diri mereka lalu Allah memberatkan mereka. Sisa-sisa mereka masih dapat kamu saksikan dalam biara-biara dan rumah-rumah peribadatan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka.”.
Ya’la bin Umayyah menceritakan “Suatu ketika aku melakukan thawaf besama Umar bin Khaththab r.a. saat kami iba di tiang dekat pintu Ka’bah dan Hajar Aswad aku segera mengusapnya dgn tanganku. Melihat itu Umar pun berkata “Pernahkan engkau melakukan thawaf bersama Rasulullah SAW? “Pernah!” jawabku. “Apakah engkau pernah melihat beliau mengusapnya?” tanyanya lagi. “Tidak pernah!” balasku. Umar pun berkata “Jauhkanlah dirimu dari perbuatan itu cukuplah Rasulullah SAW sebagai teladan yg terbaik bagimua.”
Di antara Praktek Menjalankan Ibadah yg Berlebihan pada Kaum Shufi
Allah SWT telah berfirman yg artinya “Wahai Ahli Kitab janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yg benar.”.
Ajaran tasawuf yg ekstrem ditegakkan atas asas yg bertentangan dgn kaidah-kaidah tesebut. Praktek ibadah yg berlebih-lebihan itu jauh dari nilai sunnah. Bahkan sebaliknya adl bid’ah.
Di antara sikap yg berlebihan dapat dilihat sbb
Asy-Sya’rani berkata “Setiap faqir yg tidak pernah menahan lapar dan tidak menanggalkan pakaian maka ia termasuk pemburu dunia. Ia sama sekali tidak termasuk anggota tarekat tasawuf.”
Asy-Sya’rani menukil ucapan Ahmad Ar-Rifa’i sebagai berikut “Saya sangat senang bila murid selalu menahan lapar tidak memakai baju fakir dan rendah diri.”
Ath-Thusi meriwayatkan dari Abu Ubeid AlBisri bahwa ia berkata “Apabila tiba bulan Ramadhan Abu Ubeid Al-Bisri mengunci pintu rumahnya dan berkata kepada isterinya “Lemarkanlah tiap harinya sepotong roti melalui lubang angin.” Ia pun tidak keluar rumah hinga bulan Ramadhan berakhir. Ketika isterinya memasuki rumah ternyata didapatinya tiga puluh potong roti dalam keadaan utuh belum disentuh di sudut rumah.”

Salah seorang penulis biografi kaum sufi mengisahkan tentang seorang sufi asal India bernama Syah Miyanjii Begh. Konon ia pernah beri’tikaf mulai awal bulan Rajab sampai sepuluh Muharram . Ia menutup pintu tempat I’tikaf dan mengurung diri di dalamnya selama enam bulan tidak makan dan tidak juga minum. Dikabarkan bahwa ia wafat pada tahun 889 H.
Seorang shufi yg sudah popular bernama ‘Ainuddin konon ia meminum khamar siang dan malam.
‘Aun bin Abdullah bin ‘Utbah konon ia selalu mengenakan pakaian sutera.
“Termasuk perkara menakjubkan adl diletakkannya Asma Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung pada cincin emas. Barang siapa mengenakan cincin emas itu niscaya ia akan disegani manusia. Ia akan diagungkan dimuliakan dan tinggi derajat dan pamornya di hadapan manusia hingga akhir hayatnya. Pada hari kiamat nanti ia akan dibangkitkan dalam keadaan aman dari ketergelinciran kala melewati titian Shiratul Mustaqim. Dan akan berat timbangan kebaikannya.”
Coba bandingkan dgn ketentuan syariat yg telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan sbb “Telah dihalalkan emas dan sutera bagi kaum wanita dari umatku dan diharamkan atas kaum pria.”
Manakah yg benar? Ocehan kelompok shufi di atas ataukah sabda Rasulullah SAW?
Al-Hajweiri menukil ucapan sbb “Aku menemukan beberapa hikayat tentang seorang ulama syareat yg menguji Asy-Syibli dgn pertanyaan “Apa saja yg dikeluarkan zakatnya?”Asy-Syibli menjawab “Jika kebakhilan merebak dan harta melimpah ruah maka wajib mengeluarkan zakat dua ratus dirham sebanyak lima dirham zakat dua puluh dinar sebanyak setengah dinar itu menurut madzhabmu namun menurut kami selayaknya kamu tidak memiliki apapun sehingga engkau terbebas dari beban zakat!”
Syaikh Muhammad berkata “Jika engkau ingin belajar tarekat maka jadikanlah pakaianmu sebagai serbet bagi kaum fuqara’.” Pesan Syaikh Muhammad itupun dilakukannya. Maka tiap orang yg makan ikan atau sayuran membersihkan tangan mereka dgn bajunya. Hal itu ia lakukan selama satu tahun tujuh bulan sehingga bajunya seperti baju tukang minyak atau baju para gembel. Setelah melihat keadaan bajunya seperti itu barulah Syaikh Muhammad mengajarkan kepadanya wirid dan dzikir.
Dan masih banyak hal-hal yg aneh dan berlebihan yg dilakukan kaum shufi ekstrem.
Di antara Praktek Bid’ah Kaum Shufi
Asy-Sya’rani menulis tentang Umar bin Al-Faridh dia mempunyai sejumlah gadis-gadis yg bernyanyi untuknya hingga membuatnya bergoyang dan gembira. Ia berani membeli mereka dgn harga mahal krn suara mereka yg merdu.
Asy-Sya’rani meriwayatkan dari Abu Hafs Al-Haddad An-Naisaburi yg ditanya “Salah seorang rekanmu berputar-putar mengelilingi majelis as-sama’ . Apabila mendengar as-sama’ ia pasti menangis berteriak histeris dan mengoyak-ngoyak bajunya.” Abu Hafs menjawab “Ia berbuat seperti orang tenggelam yg berpegang kepada apa saja yg dikiranya dapat menyelamatkan dirinya.”

Allah SWT telah menyinggung apa yg dilakukan oleh orang-orang musyrik dgn firman-Nya yg artinya “Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan.”
Ba Yazid Al-Anshari membagi dzikir menjadi beberapa bagian ia berkata “Adapun dzikir Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah adl dzikir lisan. Dzikir sepeti ini dibolehkan dalam tingkatan syariat. Sementara dzikir Laa Ilaaha Illallah adl dzikir hati hanya dibolehkan jika sudah mencapai tingkatan tarekat. Sedang dzikir Illallah adl dzikir ruh dgn meninggalkan syak wasangka. Hanya dibolehkan jika telah mencapai tingkatan hakekat. Lalu dzikir Allah?Allah termasuk dzikir batin hanya boleh jika sudah mencapai tingkat ma’rifat. Dan dzikir Hu?Hu?adalah dzikir ghaib yg hanya boleh diucapkan bila sudah sampai tingkatan qurbah . Dan dzikir Laa Ilaaha illa anta adl dzikir ghaibul ghaib hanya dibolehkan jika sudah mencapai tingkat al-washlah . Dan terakhir lafzhul jalalah adl dzikir madzkur yg hanya boleh diucapkan jika telah mencapai tingkat al-wihdah .”
Lantas bagaimana dgn sabda Rasulullah SAW yg artinya “Dzikir yg paling utama adl Laa Ilaaha Illallah.”
Rasulullah SAW telah mensabdakan bahwa dzikir yg paling utama itu adl yg demikian. Apakah Rasulullah SAW itu bohong atau menyembunyikan syariat dari Allah?
Maka sungguh Rasulullah SAW telah menyampaikan apa yg harus disampaikan dari Allah SWT.

Dan Allah SWT telah berfirman yg ertinya:
“Katakanlah ‘Aku bukanlah rasul yg pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yg akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yg diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yg menjelaskan.”
“Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab.”
“Hai Rasul sampaikanlah apa yg diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu; dan jika tidak engkau laksanakan maka tidaklah engkau menyampaikan risalah-Nya.”
“Dan telah Kami turunkan kepada engkau peringatan supaya engkau terangkan kepada manusia apa yg diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir.”
“Ikutilah semua yg diturunkan Tuhanmu kepadamu dan janganlah kamu ikuti pemmpin-pemimpin selain daripada-Nya tetapi amat sedikit sekali di antaramu yg ingat.”
Selain hal di atas ada juga pelaksanaan dzikir dgn bersama-sama dgn suara yg sangat keras dan menukik telinga bagi yg berada di dekatnya.
Padahal Allah SWT telah memerintahkan dgn firman-Nya yg artinya “Dan sebutlah Rabbmu dalam hatimu dgn merendahkan diri dan rasa takut dan dgn tidak mengeraskan suara.”
Padahal tokoh shufi terkenal Ba Yazid jurstru meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau besabda “Dzikir yg paling utama adl dzikir dgn suara lirih.”
Dan masih banyak lagi hal-hal yg berlebihan dan mengada-ada yg tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Yang Terbaik Adalah Mengikuti Sesuai Petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah

Jika kita adl orang yg mengimanai sabda Rasulullah SAW bahwa akan datang jaman penuh fitnah dan praktek bid’ah maka hendaklah kita termasuk orang yg berusaha menolak dan memeranginya dgn kemampuannya masing-masing serta berhati-hati di dalam menimba ilmu dan mengamalkan syareat.
Maka Al-Qur’an dan As-Sunnah adl sebagai pedoman yg tidak boleh tidak ditinggalkan bagi kaum Muslimin. Siapa saja menemukan praktek ibadah yg bertentangan dengannya tinggalkanlah. Dan siapa saja menjumpai agama ini sesuai dengannya maka ikutilah.
“Dan taatlah kamu sekalian kepada Allah dan taatlah kamu sekalian kepada Rasul dan hati-hatilah kamu krn jika kamu sekalian berpaling maka ketahuilah olehmu sesungguhnya tidak ada kewajiban atas Rasul Kami melainkan menyampaikan pesan yg terang.”

Imam Malik dan Anas meriwayatkan sebuah hadits sbb “Telah sampai kepadanya bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda yg artinya “Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara tidak akan tersesat kamu selama kamu berpegang teguh dgn kedua-duanya yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”

Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah SAW pernah bersabda “Tidak akan lenyap sesuatu daripada sunnah sehingga tampaklah yg semisalnya daripada bid’ah sehingga lenyaplah sunnah dan tampaklah bid’ah sehingga dianggap cukuplah bid’ah itu bagi orang yg tidak mengenal sunnah.”
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah SAW pernah bersabda“Sesungguhnya di masa kemudian aku akan ada peperangan di antara orang-orang yg beriman.” Seorang shahabat bertanya “Mengapa kita memerangi orang-orang yg beriman yg mereka itu sama berkata “Kami telah beriman.” Rasulullah bersabda “Ya krn mengada-adakan di dalam agama apabila mereka mengerjakan agama dgn pendapat fikiran padahal di dalam agama itu tidak ada pendapat fikiran. Sesungguhnya agama itu dari Tuhan perintah-Nya dan larangan-Nya.”
Disadur dari
    Tasawuf Bualan Kaum Sufi ataukah Sebuah Konspirasi Dr. Ihsan Ilahi Zhahir
    Kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah K.H. Moenawar Chalil
    Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
    sumber file al_islam.chm

Isnin, 15 April 2013

SEDEKAH???


RASULULLAH NABI MUHAMMAD S.A.W
Bersabda :
“Ubatilah SAKIT kamu dengan BERSEDEKAH, 
Pelihara HARTA-BENDA kamu dengan BERZAKAT dan hindarilah BALA dengan BERDOA.”

H.R.dH : Syaikh Al-Albani rahimahullah ( Shahihul Jami’)

Sabtu, 13 April 2013

ZIKIR MENGIKUT SUNNAH NABI MUHAMMAD SAW ???


Berzikir dengan biji tasbih bertentangan dengan petunjuk Nabi s.a.w



Dari Abdullah bin Amr, katanya: “Aku melihat Rasulullah s.a.w. menghitung tasbih dengan tangan kanannya.”
[H.R. Abu Daud –sahih]
Dari Yasirah(seorang perempuan Muhajirin) berkata: “Rasulullah s.a.w. pernah bersabda kepada kami: “Hendaklah kalian selalu tetap bertasbih, nanti akibatnya kalian akan melupakan tauhid/rahmat. Dan hendaklah kalian hitung dengan jari-jari kerana sesungguhnya jari-jari itu nanti akan diminta untuk berbicara.””
[H.R. Abu Daud- hasan]
Hadis ini diperkuatkan lagi dengan ayat al-Quran surah Yasin ayat 65, Nur ayat 24, Fussilat ayat 20-22
Diriwayatkan oleh Ibnu Wadldlah Al-Qurtubi di dalam kitabnya Al-Bida’u wan Nahyu ‘Anhu halaman 12 dari Shult bin Bahram,dia menceritakan:
“Ibnu Mas’ud(sahabat Nabi) pernah melalui seorang perempuan yang ada padanya biji-bijian tasbih yang dia pergunakannya untuk bertasbih.Maka,Ibnu Mas’ud memutuskannya dan membuang biji-bijian tasbih itu.Kemudian beliau melewati seorang lelaki yang sedang bertasbih dengan batu-batu kecil lalu beliau menendang dengan kakinya lalu berkata: “Kamu telah mendahului! Kamu telah mengerjakan bidaah/bid’ah yang gelap! Kamu telah mengalahkan ilmunya sahabat-sahabat Muhammad s.a.w.!
Berikut adalah hadis yang digunakan sebagai dalil membolehkan menggunakan biji tasbih untuk berzikir,tetapi sekitar hadis daif/lemah dan maudhu/palsu yang tidak boleh dijadikan hujah:
Dari Abu Hurairah r.a.,marfu: “adalah (Nabi s.a.w.) bertasbih dengan batu-batu kecil.”
[Hadis sangat lemah]
Dari saad bin abi Waqqas, bahawa dia pernah masuk ke rumah seorang perempuan bersama Rasulullah s.a.w. sedangkan di tangan perempuan itu ada biji-bijian atau batu-batu kecil yang dipergunakan untuk tasbih dgnnya…………
[H.R. Abu Daud,At-Tirmidzi dan Hakim –daif/lemah]
Dari Shafiyyah,dia berkata:
“Rasulullah s.a.w. pernah masuk ke rumahku sedangkan dihadapanku ada empat ribu biji-bijian yang aku pakai untuk bacaan tasbihku dengannya…..”
[H.R. At-Tirmidzi dan Hakim-daif/lemah]
“Sebaik-baik pemberi ingat itu adalah subhah(biji-bijian tasbih untuk berzikir).”
[Hadis palsu riwayat Imam Dailami dalam Musnad Fidaus]
Ulama-ulama bahasa(arab) berkata perkataan ‘subhah’/biji-bijian tasbih itu awalnya tidak pernah dikenali oleh orang-orang Arab.Bagaimana mungkin Nabi s.a.w memerintahkan sahabat atas perkara yang tidak pernah dikenalnya.
Sebanyak-banyak zikir yang dianjurkan Nabi s.a.w yang sahih adalah 100 kali dan ada zikir yang dianjurkan membacanya tetapi tidak dituntut dibilangnya zikir tersebut,cukup berzikir sekadar kemampuan.
Dari Abu Hurairah r.a. ,Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan subhanallahi wabihamdihi dalam satu hari seratus kali,nescaya dihapuskan dosa-dosanya meskipun sebanyak buih laut.”
[H.R. Al Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah r.a. ,Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Barangsipa yang mengucapkan ‘laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qodiir’ seratus kali dalam sehari, maka baginya sama dengan memerdekakan sepuluh hamba dan ditulis baginya seratus kebaikan dan dihapuskan darinya seratus kesalahan serta dia mendapat penjagaan dari gangguan syaitan pada hari itu sampai petang. Dan tidak ada seorang yang lebih utama darinya kecuali orang yang mengerjakan lebih banyak dari itu.*
[H.R. Al Bukhari dan Muslim]
*Membaca lebih daripada 100X tidak pula dituntut menghitungnya.
Dari Saad bin Abi Waqqas,katanya:
“Kami pernah duduk di sisi Rasulullah s.a.w. lalu baginda bersabda: “Lemahkah salah seorang kamu untuk mengerjakan setiap hari seribu kebaikan?” Maka bertanya seorang yang ada dalam majlis itu kepada baginda: “Bagaimanakah salah seorang dari kami mengerjakan seribu kebaikan?” Baginda bersabda: “Iaitu dia bertasbih (subhanallah) seratus kali tasbih nescaya akan ditulis baginya seribu kebaikan dan dihapuskan darinya seribu kesalahan.”
[H.R. Muslim]
Dari Abu Hurairah r.a.,katanya:Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Barangsiapa yang bertasbih kepada Allah (subhanallah) 33X pada setiap selesai solat(fardhu) dan bertahmid kepada Allah (alhamdulillah) 33X dan bertakbir kepada Allah (allahu akbar) 33X, maka yang demikian itu jumlahnya menjadi 99. Kemudian dia mencukupkan menjadi seratus dengan mengucapkan: Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syaiin qadiir(1X). Maka akan diampunkan dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di laut.”
[H.R. Muslim]
Ada zikir yang diajar oleh Nabi s.a.w tetapi kita tidak dituntut menghitungnya.Jadi,cukup membaca sekadar kemampuan.
Dari Abu Hurairah r.a.,katanya:Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Dua kalimat yang ringan diucapkan akan tetapi berat pada timbangan, iaitu: subhanallahi wa bihamdih,subhanallahil ‘adziim.”
[H.R. Bukhari dan Muslim]
Dari Samurah bin Jundub: Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Ada empat perkataan yang dicintai oleh Allah iaitu: subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illaah, wallahu akbar. Tidak salah kalau engkau memulai dari mana saja.”
[H.R. Muslim]
Terdapat banyak lagi hadis lain…
Mengapa kita tidak boleh membaca berlebih-lebihan?Apa salahnya baca beratus-ratus atau beribu-ribu?
Dari Abdullah bin Mas’ud: Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan.” Nabi s.a.w mengucapkannya sampai 3X.”
[H.R. Muslim]
Jazakallahu Khair...

Khamis, 11 April 2013

MEMBERONTAK KEPADA PEMERINTAH - HARAM???



(Daripada Ibnu Abbas r.a)
RASULULLAH NABI MUHAMMAD S.A.W
bersabda:
“Barangsiapa yang membenci sesuatu perkara pada pemerintahnya
maka hendaklah dia bersabar
kerana sesungguhnya, barangsiapa yang memberontak terhadap penguasa lalu dia mati maka matinya itu seumpama mati orang jahiliah”

HRS :  Al-Bukhari dan Muslim


RASULULLAH NABI MUHAMMAD S.A.W
bersabda:

“Barangsiapa yang diperintah oleh seorang pemerintah lalu dia melihat pemerintahnya itu melakukan maksiat kepada ALLAH maka hendaklah dia membenci perbuatannya yang maksiat kepada ALLAH itu namun jangan pula dia mencabut tangannya daripada ketaatan (terhadap pemerintah itu)”.

[H.R.S : Muslim]


Berkata Imam Abul Qasim al-Asbahani r.h (w.535 H)
al-Hujjah fi Bayan al-Mahajjah:
 “dan di antara mazhab Ahli Sunnah wal Jamaah adalah: mereka tidak membolehkan memberontak ke atas pemerintah walaupun terdapat kezaliman selama mana pemerintah itu mendirikan solat seperti mana yang telah datang akannya khabar (hadis Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam)”

Kata al-Imam al-Nawawi r.h (w.676 H): “Adapun memberontak kepada mereka (pemerintah muslim) maka ianya HARAM dengan kesepakatan kaum Muslimin walaupun mereka itu orang-orang yang zalim dan fasiq …”
[Syarah Sahih Muslim, 12/229].

Rabu, 10 April 2013

ALLAH ITU WUJUD???


Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan kepada sifat wajib. Sifat wajib terbagi empat bagian yaitu nafsiah, salbiah, ma'ani atau ma'nawiah.


 Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang sifat-sifat Allah: "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - (Q.S. Al-Baqarah : 163) Sesungguhnya Allah itu Amat Berkuasa atas segala sesuatu" - (Q.S Al-Baqarah: 20) "Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu" - (QS. Al-Baqarah : 29) "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia" - (QS. Yasin : 82) "... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - (QS. Asy-Syura : 11) "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - (QS. Al-Baqarah : 255) "Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid : 3)



Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Adam  yang berarti tidak ada.
Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam“ … (QS. Al-A’raf :54)
Kepercayaan ada dan tidak adanya Allah SWT bergantung pada manusia itu sendiri yang bisa menggunakan akal sehatnya, sebagai bukti dengan adanya alam beserta isinya.
  • Jika kita perhatikan, maka dari mana alam semesta itu berasal ?
  • Siapakah Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Agung itu ?
  • Dialah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
  • Dialah yang mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.
Selain melihat alam semesta, kita juga dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti manusia dengan segala perlengkapan hidupnya di dunia ini. Tentu kita bisa berfikir bahwa semua yang ada pasti ada yang menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( Allah SWT).
Terkait dengan hal ini Allah SWT berfirman :
“Dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan Dialah yang menghidupkn dan mematikan dan Dialah yang mengatur pertukaran malam da siang. Maka apakah kamu tidak berfikir?”   … (QS.Al Muminun :78-80)


WALLAHU'ALAM

Isnin, 8 April 2013

SIFAT 20???

Dalil Bagi Sifat 20. Wujud: Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya….. (Al-Furqan: 59) Bukti wujud Allah, adalah wujud alam yang telah diciptakanNya ini. Qidam: 3. Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Al-Hadid: 3) Baqa: 27. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Ar-Rahmaan: 27) Mukholafatuhu Ta’ala Lilhawadith: 11. …..tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat. (As-Syura: 11) Qiamuhu Ta’ala Binafsih: …Huwal Hayyul Qoyyum… (Ayatul Kursi) Wahdaniat: 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (Al-Ikhlas: 1) Qudrat: 148. ….Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqarah: 148) Iradat: 16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Buruj: 16) Ilmu: 3. ….dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Al-Hadid: 3) Hayat: ….Huwal Hayyul Qoyyum… (Ayatul Kursi) Samak: 1. ….. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Isra’: 1) Basar: 4. …dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Hadid: 4) Kalam: 82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Yaasiin: 82) (Rujukan Buku: Tauhid Dalam Tasauf, Penulis: Jihad, Terbitan: Edaran Proaktif Sdn.Bhd. Cetakan pertama 2005). Salah seorang pengarang kitab sifat 20, Al-Marhum Sa’id Uthman bin Abdullah bin Akil Yahya, adalah dari keturunan cucu Rasulullah s.a.w. (Maklumat dari rujukan buku: Pengantar Ilmu Tarekat dan Tasauf, Penulis: Prof. Dr. Hj. Aboebakar Atjeh, Terbitan: Pustaka Aman Press, Cetakan Kedua 1985) Lain-lain perkara yang boleh direnung bersama: 4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy[1453] dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Hadid: 4) 115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 115) 126. Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha meliputi segala sesuatu. (An-Nisa’: 126) 186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al-Baqarah: 186)

Ahad, 7 April 2013

ULAMA PEWARIS NABI???

SABDA RASULULLAH S.A.W. " Al Ulamaa' warothatul anbiyaa'.." Maksudnya: Ulama adalah pewarith para nabi.... Berikut adalah ciri-ciri Ulama Pewaris Nabi s.a.w:- 1] Ulama itu, dikenali dengan ILMUNYA DAN KETEGUHAN PENDIRIANNYA.... Mereka terpelihara daripada terjebak ke dalam perkara-perkara yang syubahat... Ulama dikenali dengan JIHAD, DAKWAH, PENGORBANAN DARI SEGI WAKTU, HARTA BENDA, nyawa dan kesungguhan mereka di jalan Allah... 2] Ulama dikenali dengan IBADAH DAN KHUSYUK MEREKA KEPADA ALLAH.... MEREKA TAKUT KEPADA ALLAH, DAN TIDAK TAKUT KEPADA MANUSIA.... Mereka merujuk kepada HUKUM-HAKAM ALLAH dalammenyelesaikan masaalah umat... Ulama dikenali dengan jauhnya mereka dari keburukan dunia dan pujuk rayunya... Ulama dikenali dengan pengakuan oleh umat Islam dan jumhurnya dari kalangan ahli hak.... 3] Ulama adalah orang YANG TIDAK MENGINGINKAN KEDUDUKAN, dan membenci segala bentuk pujian serta tidak menyombongkan diri atas seorang pun... Walaupun mereka seperti mengejar kedudukan, tetapi adalah dengan NIAT UNTUK MELAKSANAKAN PERINTAH ALLAH... Dia yang tidak hasad kepada seorang pun yang berada di atasnya dan tidak menghinakan orang yang ada di bawahnya dan tidak mengharapkan balasan dalam menyampaikan ilmu Allah.... 4] Ulama yang tawaduk juga SENTIASA MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG RAPAT DENGAN UMMAT... BERGAUL DENGAN UMMAT.... mengajar dan mendidik, serta menasihati mereka dengan cara yang penuh hikmah... 5] Ulama akan MENGAMALKAN ILMU YANG DIMILIKINYA.... Nabi SAW bersabda maksudnya : "Sesungguhnya orang alim itu adalah orang yang beramal dengan apa yang dia ketahui".. (Hadis dalam Sunan ad-Darimi)... Sayyidina Ali r.a. berkata : "Wahai orang yang mempunyai ilmu! beramallah kamu dengannya kerana sesungguhnya orang yang alim itu adalah orang yang beramal dengan ilmu yang dia ketahui, serta selaras antara ilmunya dengan amalannya."... 6] Ulama ini MENERUSKAN TUGAS PARA NABI, IAITU MENGAJAR, mendidik, membersihkan hati umat daripada syirik dan maksiat, serta berdakwah dan memerintah mengikut perundangan Allah, sebagaimana kita fahami daripada firman Allah SWT, maksudnya: "Dialah (Allah) yang telah mengutuskan kepada kalangan orang-orang arab yang buta huruf, seorang rasul dari bangsa mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat Allah, yang membuktikan keesaan Allah, dan kekuasaanNya... Dan membersihkan mereka daripada aqidah yang sesat, serta mengajarkan mereka kitab Allah dan hikmat pengetahuan yang mendalam mengenai hukum-hukum syariat... Dan sesungguhnya mereka sebelum kedatangan Nabi Muhammad s.a.w adalah dalam kesesatan yang nyata" (Surah al-Jumaah ayat 2)... 7. BERANI - wajiblah ada sifat BERANI dalam diri seorang ulama pewaris nabi. Ini kerana nabi adalah seorang yang berani mengakui bahawa baginda adalah nabi yang diutus ALLAH. Maka demikian juga ulama itu.. wajib berani mengakui bahawa beliau adalah ULAMA PEWARIS NABI. 8. Memiliki KARAMAH seperti nabi yang punya Mukjizat. - HARUS ada KARAMAH yang mampu membuktikan bahawa ULAMA tersebut beramal dengan Qur’an dan sunnah nabi lalu mendapat anugerah ALLAH berupa KARAMAH yang menjadi salah satu bukti ke-ULAMA-annya...