Khamis, 20 Ogos 2009

ASAL-USUL SALIB

“SALAM SEJAHTERA.
TERIMA KASIH KERANA MELUANGKAN MASA UNTUK MEMBACA DAN BERFIKIRLAH DENGAN TENANG DAN RASA TERBUKA HATI DAN MINDA. MARI KITA SAMA-SAMA MENCARI KEBENARAN ITU DAN BUKTIKAN SEMUA PERKARA, PEGANG DENGAN KUKUH MANA YANG BENAR.
TERUSKANLAH…”
Salib atau palang salib adalah lambang agama Kristian yang didirikan di bumbung gereja atau digantung pada leher penganut Kristian. Salib menjadi identiti agama Kristian sejak sekian lama . Lambang ini juga terdapat pada lambang Persatuan Palang Merah Sedunia , bendera Switzerland , Britain, Australia dan lain-lain dengan pelbagai gaya, bentuk , saiz dan warna .

Lambang salib ini bukan berasal dari agama Kristian atau dari peristiwa Jesus disalibkan. Jesus disalibkan dalam keadaan telanjang bulat . Ada ramai orang telah disalibkan sebelum dan selepas Jesus. Jesus dikatakan dipakaikan mahkota duri dan tubuhnya juga dibelit dengan akar dan daun berduri. Askar Pilatos Pilate menyangka Jesus hendak menjadi raja Israel, maka sebab itulah Jesus diejek dengan mahkota berduri tersebut.

Hanya setelah Maharaja Constantine melihat lambang salib dalam mimpi barulah lambang ini digunakan sebagai lambang Kristian. Maharaja Rome ini baru beragama Kristian. Sebelum itu Maharaja Constantine menyembah dewa Apollo. Palang salib adalah juga lambang dewa Apollo. Palang ini digunakan pada mata wang dan cop kerajaan Rome sehingga beliau mati. Minatnya lebih kepada dewa matahari dan bukan faktor mimpi menyebabkan beliau menggunakan lambang palang salib.

Di Muzium Iskandariah, Mesir tersimpan sebuah palang salib bagi agama orang Mesir. Palang salib ini bermaksud hidup baru sebab dipalangkan.
Di Ireland, ditemui palang salib tua dengan patung manusia disalibkan. Tetapi orang yang disalibkan itu ialah Penguasa Farsi dan bukan Jesus yang disalibkan. Ini kerana mahkota yang dipakai menyerupai mahkota Raja Farsi dan bukan mahkota duri yang dipakaikan kepada Jesus.( Matius 27:29). Palang salib adalah lambang agama Mithra di Farsi dan telah digunakan berabad-abad lamanya di sana.. Di Ireland dan Chester banyak terdapat tanda-tanda agama ini.
Orang Kristian telah mengunakan kekuatan pedang dan api bagi melenyapkan agama matahari. Hypatia iaitu seorang guru agama matahari telah dibunuh dan perpustakaan Alexanderia / Iskandariah telah dibakar. Hakikatnya segala pengajaran dan adat istiadat agama matahari dibawa masuk ke dalam agama gereja.

Dahulu orang Kristian menggunakan tiga macam salib iaitu huruf T, salib Andreas , bentuk X dan salib Rome + . Salib Jesus sekarang ini 'barangkali' dipengaruhi oleh salib bangsa Rome.

Mulanya orang Kristian menggunakan lambang 'ikan sungai' sebagai lambang agama Kristian. Kubur -kubur orang Kristian abad pertengahan menggunakan lambang 'ikan sungai'. Injil tidak memberi sebarang sebab penggunakan labang 'ikan sungai' kecuali Jesus dikatakan pernah makan 'ikan'.

Orang Kristian dari golongan 'Saksi-Saksi Yehuwa' tidak mengakui Jesus mati dibunuh di palang salib . Mereka menyatakan Jesus mati tergantung di sebuah tiang sahaja yang disebut 'tiang siksa' , tidak di atas kayu salib yang berbentuk palang.

Orang Islam sebagaimana Al Quran menyatakan Jesus atau Nabi Isa gagal ditangkap untuk disalibkan. Sebaliknya malaikat telah membawanya ke langit. St Barnabas dalam Injil Barnabas menyatakan orang yang yang disalib itu ialah Judas Iscariot.

WHO IS PAUL?

Paulus adalah nama pertama yang popular. Nama ini berasal dari Paulos (bahasa Yunani). Dalam bahasa Latin, Paulus adalah nama belakang keluarga, tidak pernah menjadi nama depan. Dalam bahasa Inggris, Paulus disebut Paul.
Beberapa orang penting yang menggunakan nama Paulus:
Paulus dari Tarsus atau yang dikenal dengan Santo Paulus. Awalnya ia bernama Saulus. Setelah mengalami peristiwa rohani, ia mengganti namanya menjadi Paulus dan menjadi salah satu rasul penting dalam penyebaran Injil.
Paulus juga digunakan sebagai nama pilihan dari beberapa
paus dari agama Katolik:
Paus Paulus I
Paus Paulus II
Paus Paulus III
Paus Paulus IV
Paus Paulus V
Paus Paulus VI
Paulus dari Rusia, seorang Tsar.
Paulus dari Yugoslavia, seorang pangeran dari Yugoslavia pada era 1930-an.

WHO IS PAUL (GOD DAMN HIM)?

Paulus dari Tarsus (awalnya Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 Masehi–67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam merumuskan ajaran Yesus. Paulus digambarkan dalam Perjanjian Baru sebagai Yahudi yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga Roma dari Tarsus (sekarang Turki). Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus (Kis. 9).

Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini menimbulkan pertikaian antara dirinya dengan murid-murid Yesus, terutama Petrus dan Yakobus, yang percaya bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu (lih. Gal. 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah persidangan di Yerusalem (Kis. 15), yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili Gereja yang pertama.

Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:

untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu
orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (mis. hal-perihal tentang sunat dan memakan makanan yang diharamkan).
Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.
Paulus dijadikan seorang Santo (orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasuk Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Anglikan, dan beberapa denominasi Lutheran. Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para orang-orang bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristenan Paulin (kekristenan bercorak Paulus). Surat-suratnya menjadi bagian penting Perjanjian Baru. Banyak yang berpendapat bahwa Paulus memainkan peranan penting dalam mendirikan agama Kristen sebagai agama yang berbeda, dan bukan sebagai sekte dari Yudaisme.
Paulus adalah orang Ibrani asli dan pengikut aliran paling keras, yaitu dari golongan Farisi. Hal ini bukan hanya memberi dampak yang mendalam atasnya, tapi juga memberi kebanggaan yang besar karena . Ia telah mendapat pengajaran dibawah pengawasan Gamaliel, dan telah berkembang lebih maju daripada kebanyakan temannya sezaman dalam soal agama Yahudi.
Surat-surat Paulus bukan hanya menjadi alat komunikasi antara dirinya dengan komunitas-komunitas Kristen perdana, melainkan juga sebagai uraian teologisnya. Menurut para ahli Perjanjian Baru, yang tergolong dalam surat-surat Paulus adalah:

Surat Galatia
Surat 1 dan 2 Korintus
Surat Efesus
Surat Filipi
Surat Kolose
Surat Filemon
Surat 1 dan 2 Tesalonika
Surat Roma
Beberapa surat lainnya seringkali dipercayai berasal dari Paulus juga, seperti Surat 1 dan 2 Timotius dan Surat Titus, namun para ahli Perjanjian Baru juga menduga surat-surat itu ditulis oleh orang lain, kemungkinan adalah para pengikut Paulus.

Tiap usaha untuk merumuskan bagaimana sifat yang sebenarnya dari agama Yahudi pada abad pertama, seperti yang dikenal Paulus itu, menghadapi banyak kesukaran. Sebab banyak dari bahan yang dimiliki tentang agama Yahudi diambil dari sumber-sumber yang kemudian. Agama Yahudi yang dipimpin para rabi memang memiliki banyak akar yang kuat pada abad pertama. Tapi bentuk-bentuknya yang lebih maju baru timbul pada zaman yang lebih kemudian daripada zaman Paulus. Lagi pula dalam ajaran Yahudi sendiri terdapat pengaruh-pengaruh Helenisme, teristimewa di luar Yudea. Bahkan juga di Palestina sendiri muncul kecenderungan-kecenderungan yang menampakkan beberapa sinkretisme di antara gagasan Yahudi dan Helenisme, seperti yang disaksikan oleh naskah Laut Mati.

Tidak mungkin untuk menghargai beberapa dari corak yang menguasai teologia Paulus, tanpa menunjuk kepada ketegangan-ketegangan yang ada dalam pikiran Paulus sebelum ia bertobat. Agama Yahudi pada hakekatnya adalah agama legalistis (berdasarkan perbuatan) dalam pendekatannya. Bahwa Paulus dikecewakan sekali di bawah sistem itu terang dari sikapnya, jika ia menunjuk kepada pengalamannya yang telah lalu. Ia tahu bahwa pembenaran oleh amal tidak mungkin, karena ia sendiri telah mengalaminya sebagai hal yang tidak mungkin. Namun agama Yahudi adalah pencarian tentang pembenaran, dan tidak ada sistem keagamaan yang akan pernah dapat memuaskan jiwa Paulus, yang tidak menawarkan alat-alat yang cocok untuk mendapatkan kebenaran itu. Barangkali inilah (lebih daripada konsep tunggal lain yang mana pun), yang disumbangkan oleh latar belakang Yahudinya pada perkembangan teologia Paulus.

Suatu corak lain dari pendekatan keagamaan Paulus adalah besarnya pengaruh Perjanjian Lama atas dia. Sekalipun dalam banyak hal ia memakai naskah Septuaginta (LXX), namun pada hakekatnya caranya menggunakan Kitab-kitab Perjanjian Lama adalah cara Yahudi. Dalam hal ini bertentangan dengan Filo dari Alexandria, yang menafsirkan sejarah Alkitab secara alegoris. Tapi Paulus melihat pernyataan Allah pada perbuatan-perbuatan-Nya dalam sejarah.

Sebagai Yahudi, Paulus kuat kepercayaannya kepada Allah yang satu dan benar. Lebih dari itu ia memiliki keyakinan tentang kekudusan Allah. Dalam agama Yahudi kepercayaan ini memimpin kepada transendentalisme, tapi dalam teologia Kristen Paulus tidak ada persoalan tentang Allah yang jauh. Allah didekatkan di dalam Yesus Kristus. Tapi tidak dapat diragukan bahwa bagi konsepsinya yang mulia tentang Allah, Paulus banyak berhutang kepada warisan Yahudinya.

Pandangan Paulus tentang Allah dipengaruhi sekali oleh Perjanjian Lama dan oleh kepercayaan Yahudi yang konsekuen. Pandangan itu pada hakekatnya juga sama dengan yang terdapat dalam ajaran Yesus. Pandangannya tentang Allah tinggi, tapi ia tidak mengikuti kesalahan orang Yahudi sezamannya, yang menjadikan Allah jauh sekali (transendentalisme). Konsepnya tentang Allah dikuasai oleh gagasan tentang kasih karunia, yaitu kebaikan Allah yang bukan berdasarkan kelayakan manusia. Paulus tidak pernah dapat melepaskan diri dari gagasan, bahwa seluruh proses keselamatan itu adalah inisiatif Allah dan tidak tergantung pada usaha manusia. Ia tahu benar kasih Allah di dalam Kristus dan tidak pernah jemu untuk mengucapkan hal itu.

Yesus Kristus sendiri senantiasa berpatokan kepada Perjanjian Lama sedangkan monotheisme adalah dasar dan inti Perjanjian Lama. Perjanjian Lama tidak menulis bahwa Allah yang Esa terdiri atas tiga pribadi yang berbeda. Klimaks Perjanjian Lama adalah Allah sendiri yang telah turun ke bumi untuk melaksanakan penyelamatan dunia dalam rupa Mesias yang ilahi, Manusia Ilahi, tangan Tuhan.
- TO BE CONTINUE...

Sekarang kita sudah tahu siapa Paul yang mengubah Injil itu. terpulanglah pada anda untuk menilai sam ada ikut Jesus yang pada hakikatnya menyebarkan Islam seperti mana Nabi musa (moses) a.s.... ataupun ikut ajaran Paul dan Gereja. berfikirlah...

TERIMA KASIH SEKALI LAGI. KERANA TERUS MEMBACA SEHINGGA TAMAT. SEMOGA APA YANG KITA BACA TADI MEMBERI IKTIBAR DAN PENJELASAN YANG BAIK DAN BERFAEDAH BUAT KITA. SEGALANYA HANYA DALAM PENGETAHUAN ALLAH SWT, TUHAN SEKALIAN ALAM INI JUA.




CHRISTIANITY???

IN THE NAME OF ALLAH, MOST GRACIOUS, EVER MERCIFUL
Entah mengapa... gerakan Kristian di Malaysia semakin meningkat dan penganutnya pula semakin ramai. namun, yang jelas. mereka hanya mampu menarik golongan yang KURANG PENGETAHUAN AGAMA dan BODOH dan jahil TENTANG AGAMA ISLAM. Mereka gagal mengoda orang yang kuat dan bijak dalam agama. Nampka sangat kat sini kelemahan Kristian di bahagian ini. Jelas dan terang pada kita.... Al-Qur'an telah membezakan yang batil(Salah) dan Hak(benar).... kita sebagai orang Islam bijak menilai kaca dan permata. Yang jahil tentang Islam itu akan ada masalah besar. Mengapa tertarik dengan agam Kristian? sedangkan kita tahu ia agama salah dan telah dirosakkan oleh Paul pada 43 Masihi selepas kewafatan Jesus (Rasul Isa a.s)... itupun jelas dalam Bible... bagaimana Paul mendapatnya dari Theopilus yang agung... Paul la yang menghapuskan semua amalan Islam dalam Bible asal.... Semoga Allah melaknat Paul dan semua pengikut2nya.... Paul telah menghina Nabi Isa a.s sehingga ke hari ini.... kita tahu hanya Nabi Isa a.s sendiri sahaja yang akan membersihkan bumi ini dari Kristian. Dan imam Mahdi pula akan membunuh Dajjal Laknatullah.
INGATLAH WAHAI ORANG ISLAM... KITAB INJIL(BIBLE), TAURAT(TORAH), ZABUR, SUHUF-SUHUF DAN KITAB SEMPURNA AL-QUR'AN ADALAH KITAB KITA ORANG-ORANG ISLAM. RASULULLAH S.A.W- MENINGGALKAN KITA AL-QUR'AN(DI DALAMNYA TERMUAT INJIL, TAURAT, ZABUR DAN SUHUF-SUHUF ALLAH SWT) DAN AL-HADIS (SUNNAH NABI MUHAMMAD S.A.W)
Sekarang mari kita kenali siapa Jesus.... Who is Jesus???
Who was Jesus?
There are many questions which come to mind when the name Jesus is mentioned. Some people say he was a prophet, others call him a god, while others say he was a very wise man. But whatever your idea is, one thing remains certain: he was not your ordinary man. So if there is something special about him, why all the confusion? Just who was Jesus anyway?

I TIMOTHY 2 : 5 For there is one God, and one mediator between God and men, the man Christ Jesus;- SO... JESUS IS JUST A MESSENGER! LIKE OTHER MESSENGERS SENT BY GOD.

His Origins
Jesus lived about 2,000 years ago in ancient Palestine during the height of the Roman Empire. He was not conceived in the usual way, but was implanted in the womb of a young woman named Mary. God simply commanded "Be" and he was. In this sense, he was "a word" of God and a special sign for humanity. In fact, he was the last in a long line of religious guides sent to the Jewish people.



Mary, The Blessed
Mary was a righteous woman. Her mother dedicated her to God's service even before she was born. As a child, she lived a life marked by health and goodness which others pointed to in admiration. She was raised by the wise Zacharias who instilled in her a beautiful sense of faith in God. When she had become a young woman, Mary sought to purify herself further before her Lord. Knowing that the hustle of life in the towns was distracting, she withdrew from her people to a sanctuary in the East. There she could meditate in seclusion and peace. Suddenly, on a day that seemed no different from the rest, an angel of God visited her, disguised in the likeness of a human. Afraid of so strange a sight, Mary prayed for protection, but the strange being reassured her and declared that he was a messenger from the Lord to announce the glad-tidings of a faultless son. Mary, astounded, asked how this was possible seeing that no man ever touched her. But the angel replied, "Your Lord says, It is easy for Me …".


But when she felt the little child within her, she fled her sanctuary out of fear of what her family would do or say when they heard the news. Mary, however, was not to face hardship. When in her despair she cried out to God for oblivion, a voice soothed her and she found shade and a cool spring. Under a date-palm in the warmth of late summer, she made her dwelling and there bore the child unlike any other in human history.


Shortly thereafter, Mary returned to her community carrying the child who was to be called Messiah, Jesus, and son of Mary. When her people saw her with the baby in her arms they couldn't believe their eyes, let alone accept her word. They refused to believe when she told of an angel who came and told her she was chosen above all other women to carry this burden. They accused her of infidelity and implied that she ruined the family name. Mary, being overwhelmed, simply motioned towards the child meekly.




The Miracles
Now the child was the product of a miracle and consequently, miraculous things began to happen. In defense of his mother and of the truth, the infant Jesus spoke saying, "I am a servant of God. He has given me Scripture and has made me a Prophet. He has blessed me wherever I may be and has made prayer and charity my duty as long as I live. " This put the detractors to rest.


Throughout his youth, Jesus remained dutiful to his mother and developed quickly in intelligence, wisdom, and piety He dumfounded the learned and was greatly admired by those around him who appreciated his talents. He claimed to be a sign of God and a Messenger to the Israelites.


His people had strayed from tl1e spirit of truth and placed their trust in legalism, thereby burying their sense of mercy beneath dusty scrolls and rituals. Finally, when he came of age, Jesus began to travel and preach throughout the land of Palestine about a return to the truth of the old revelations and a rejection of all that man had added. In his task he was supported by the spirit of truth, the angel Gabriel.




The Gospel, His Message
He taught that love and mercy overcome hate and anger and that only a true and sincere faith in the Creator and obedience to His will can bring a person salvation in this life as well as in the next. To reinforce his message which was called "Injeel" (Good News) God granted him the performance of miracles. He healed the sick, enheartened the distressed and revived the dead. All these things he did with the permission of God, never taking credit for them himself.


He led a simple and pious life. Soon he attracted an inner-circle of devoted followers who listened to his teachings with fervor and humility. These disciples, among them Peter, Barnabas, and John helped him carry the message of Divine Love to the people. They helped him in his mission.




A Test of Wills
But no righteous man of God is without trial and tribulation. As the message of Jesus began to gain wider acceptance, a small clique of hypocrites and evil men began to plot against him. They were the priests and leaders of the Jews whose position and wealth depended upon their place as the sole interpreters of religion to the masses. They pursued him and his followers and eventually captured him. Though they abused him, he never renounced his faith in the one God. So in their anger they plotted to crucify him on a Roman cross. But Jesus slipped from their grip at the last moment, and all the while they thought they had succeeded. They were sure they killed him but God answered Jesus' prayer and saved him from their schemes. Confusion overtook the mob and they might have killed the man who betrayed Jesus instead. In any case, Jesus escaped from their grasp. Then God removed Jesus from this world into another dimension, to a place with Him, not to return until a later time.


With their teacher gone, the devoted followers of Jesus tried to maintain the purity and simplicity of his teachings. But they were, soon besieged and overtaken by a flood of Roman and Greek influences which eventually so buried and distorted the message of Jesus that only a little of its truth now remains. Strange doctrines of Jesus being a man-god, of God dying, of saint worship and of God being made up of different parts came into vogue and were accepted by many of those who took the name "Christians" centuries after Jesus.



Conclusion
The only records that have come down to us concerning Jesus are some sketchy biographical material, poorly researched and compiled, which can in no way be representative of the full and accurate Message of Jesus, the Son of Mary. The time of the final and incorruptible Message was not yet at hand. It would be left to the last prophet of God, Muhammad, to clarify the truth from man's additions and deletions.


Jesus taught the same eternal message taught by all the Messengers of God. From Adam, on through Noah, Abraham, Moses and ending with the mission of God's last Guidepost to humanity, Muhammad, whose coming was foretold by Jesus himself.


Every nation and every people, from the Aztecs to the Greeks, have received a Prophet or a Messenger from God. Jesus was the last of a series of Messengers sent to the Israelites, but they consistently strayed from the path of surrender to God. Each of the many Messengers spoke a different language and followed varied customs. Yet the core faith taught by each was the same: surrender your imperfect and fickle will to the perfect will of the Power that is greater than you. You will then find the peace and freedom that only the Creator of humanity can provide. Then you must do what is right and good to your fellow creatures. This way of life is called Islam (surrender to God and find peace).
SO... HOLD ONTO THIS----I THESSALONIANS 5 : 21. Prove all things; hold fast that which is good.”
- WALLAHU'ALAM(ONLY ALLAH, WHO KNOWS EVERTHING)-
TO BE CONTINUE...