The Alien - Link Select

Jumaat, 13 Disember 2013

PERGURUAN TENAGA DALAM DAN KESESATANNYA???

TENAGA DALAM DAN KESESATANNYA!

Alhamdulillah, segala puji hanya milik ALLAH ‘Azza wa jalla yang telah menyempurnakan Islam dan meridhoi­nya sebagai agama yang benar. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam Rosul yang diutus dengan membawa petunjuk (ilmu yang bermanfaat) dan agama yang haq (amal sholeh). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan risalah dengan sem­purna, menunaikan amanah dan berjihad di jalan ALLAH Ta’ala sampai beliau wariskan kepada umatnya jalan yang lurus lagi terang bagaikan matahari di siang hari. Tidaklah keluar dari jalan tersebut kecuali orang yang sesat dan celaka.

Akhir-akhir ini tumbuh subur pelbagai kelom­pok yang mengajarkan ilmu tenaga dalam. Ko­non si guru memiliki teknik membangkitkan atau mengembangkan tenaga ghaib dalam tubuh manusia. Masyarakat berbeda dalam menilai dan menghukuminya sesuai dengan latar belakang pemahaman dan pendidikan mereka. Dalam tulisan kali ini, saya  ingin menyentuh serba sedikit perihal ilmu tenaga dalam yang sering mendapat perhatian dari masyarakat khususnya daripada kalangan anak-anak muda.  Siapa yang tidak hendak menjadi hebat, dapat memukul orang secara jarak jauh, dapat membuatkan lawan melambung tanpa menyentuhnya, dapat menjadi bomoh dan sebagainya. Sebenarnya bagaimanakah pandangan Islam tentang keilmuan tersebut dan hukum mempelajarinya?

Saya bukanlah orang yang pakar yang dapat menjatuhkan hukum ilmu tenaga dalam ini sesat ataupun haram, namun saya terpanggil untuk memaparkannya bagi membuka mata dan hati kita apakah sebenarnya tenaga dalam ini melalui rujukan dalam pelbagai sudut...

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu diperjelas maksud ilmu tenaga dalam dan rahsia-rahsia yang terdapat di dalamnya.

Definisi Tenaga Dalam:

Dari berbagai referensi dapatlah disimpulkan bahawa yang mereka maksud dengan ilmu tenaga dalam adalah ilmu yang mempelajari cara membangkit­kan kekuatan/tenaga dalam (inner power) dengan cara-cara tertentu, antara lain : teknik pernafasan yang disertai dengan jurus-jurus tertentu dan de­ngan cara meditasi (tafakur).
Dan dari persaksian sebahagian bekas /mantan yang pernah mempraktik tenaga dalam  tetapi  telah meninggalkan keilmuan tersebut dan kembali kepada sunnah menjelaskan bahawa dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika terdapat bermacam-macam  pokok kesesatan dan kesyirikan, antara lain :
a.    Dengan belajar tenaga dalam (ilmu metafisika) seorang dapat “menjadi sakti” dengan menyalur­kan energinya ke bagian tubuh tertentu.
b.      Dengan kekuatan fungsi jurus  dapat  mengalahkan musuh dari jarak jauh.
c.  Ketika latihan aplikasi jurus tenaga dalam, se­orang murid diharuskan membangkitkan  emosi/marah dalam latihan menyerang.
d.    Pada keilmuan tenaga dalam, diajarkan menjadi bomoh /paranormal. Di antara bentuk perdukun­an yang terdapat dalam keilmuan ini adalah teknik membuat seseorang jatuh cinta, ilmu san­tet (membuat orang sakit), teknik penyembuhan, mendeteksi barang hilang, teknik mengetahui masa lalu dan masa depan dan teknik mengetahui isi hati orang lain.
e.      Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik “mengisi” benda hidup atau benda mati untuk berbagai macam keperluan.
f.        Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik “pem­bentengan benda hidup/mati dari bahaya”.
g.      Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik “mengu­sir jin pengganggu”.

Inilah beberapa kesesatan dan penyimpangan yang terdapat dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika.

PANDANGAN ISLAM TENTANG TENAGA DALAM

Sebelum menjelaskan pandangan Islam tentang ilmu ini, ketahuilah bahwa Islam adalah agama yang sempurna dalam seluruh aspek, baik dari sisi keilmuan dan peribadatan.

ALLAH Ta’ala berfirman: “Pada hari ini (hari arofah tahun 9 H) telah Aku sem­purnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS. al-Maidah [5]: 3).

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus ALLAH Ta’ala dengan membawa ilmu yang bermanfaat dan amal sholih, sebagai­mana firman ALLAH Ta’ala:
“Dia (ALLAH) yang mengutus Rosul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. at­-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]: 28, dan ash-Shof [61]: 9)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Petunjuk ada­lah apa yang dibawa oleh beliau berupa berita-berita yang benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang benar ialah amal-amal sholih yang benar lagi bermanfaat di du­nia dan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir : 2/425, cet. Dar al-Fikr).

Jadi dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang bermanfaat yang membawa sese­orang kepada keridhoan ALLAH Ta’ala dan mewujudkan ketenteraman batin dan ketenangan jiwa serta kese­lamatan dunia dan akhirat. Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak bermanfaat yang akan mencelaka­kan manusia dan larangan dari mempelajarinya.

Adapun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan Sunnah serta dipahami sesuai dengan pemahaman salafus sholih generasi terbaik umat ini.

Itulah hakekat ilmu yang bermanfaat yang se­harusnya seorang muslim bersungguh-sungguh mempelajari dan memahaminya. Adapun seluruh keilmuan yang bertentangan dengan seluruh prin­sip di atas maka ia adalah ilmu yang tidak berman­faat dan dilarang untuk mempelajarinya. Sebab akan merosak dan menimbulkan kesan negatif bagi penuntutnya dan orang lain, seperti ilmu sihir, ilmu hitam, ilmu kebatinan dll.

Adapun pandangan Islam tentang ilmu tenaga dalam dan yang semisalnya, dapat disimpulkan se­cara global dan secara terperinci.

KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM

Pertama : Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah RASULULLAH S.A.W tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu sangat diperlukan kekuatan untuk berdakwah. Begitu pula pada masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan gerakan jihad.

Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada para pasukan perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan meroboh­kan musuh dari jarak jauh, tentu telah diajarkan oleh RASULULLAH S.A.W kepada para sahabat dan di­wariskan oleh para sahabat kepada generasi sesu­dahnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak per­nah terjadi, dengan demikian jelaslah kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut.
RASULULLAH S.A.W bersabda :

“Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.” Dalam riwayat lain : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan (AGAMA) yang tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia tidak diterima.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Kedua : Ilmu ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun dari kata krachtos yang berarti tenaga dan logos yang berarti ilmu. Ia sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada 4000 SM. Dari Mesir, krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia.

Tenaga dalam atau Krachtologi (berasal dari perkataan KRACHTOS yang berarti tenaga dan LOGOS yang berarti ilmu). Pada 4000 SM, Krachtologi sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno. Dalam sebuah buku Papyrus "Yedimesish Ontologia" yang sudah disalin dalam bahasa Gri Kuno, menceritakan, bila otot bahu digerakkan akan mengeluarkan tenaga aneh sehingga dapat merobohkan orang yang sedang marah (diktat Ameta, Krachtologi 23).

Dari Mesir, Krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia. Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan DAHTUZ ialah merobohkan musuh dari jarak jauh. Kaum bangsawan Persia dilatih sejenis senam waktu dinihari sehingga mereka mempunyai tenaga Daht itu. (Kracht 23). Dikatakannya pula bahwa orang-orang Badwi mempunyai Daht pada matanya, bila musuh akan menyerangnya, tiba-tiba musuh itu roboh. Mengapa orang-orang Badwi banyak mempunyai kekuatan mata seperti itu ? Hal ini disebabkan orang-orang Badwi dengan tanpa disadari melatih matanya dengan melihat jauh, memandang padang pasir yang luas membentang itu.

Di Cina terkenal beberapa macam silat yang mempergunakan Kracht, di antaranya Gin Kang (ilmu meringankan tubuh) yang dapat dipergunakan melompat jauh, loncat tinggi dan berjalan diatas air. Kwie Kang dan Wie Kang hampir bersamaan, perbedaanya hanya pada jurus pertama. Kwie Kang dengan jurus tinju dan Wie Kang dengan jurus terbuka.

Kemudian keilmuan tersebut terus dikembangkan sehingga menjadi suatu konsep untuk membangkitkan tenaga dalam dengan teknik pernafasan yang disertai dengan ju­rus-jurus tertentu.

Hal ini memperkuat pernyataan di atas, bahawa ilmu ini adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ber­manfaat dalam agama Islam. Seandainya keilmuan tersebut dibolehkan, tentu ALLAH Ta’ala akan menjelaskan kepada Rasul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi keilmuan tersebut sudah dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun sebelum masehi dan sebelum pengutusan Rasul ‘alaihis salam

Dengan demikian kita tahu bahawa kebatilan dan kebohongan telah dilakukan sebagian pergu­ruan tenaga dalam di tanah air dengan menamakan perguruan mereka dengan nama-nama yang islami seperti : Bunga Islam, al-Barokah, al-Ikhlas, Hik­matul Iman, PIH Silahul Mukmin, dll. Ini adalah penipuan yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahawa perguruan-perguruan tersebut menjadi bunga bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan keikhlasan serta keimanan yang benar bagi penuntutnya. Bahkan fakta membukti­kan bahawa seluruh perguruan tenaga dalam meru­pakan sarana  untuk menyebarkan ke­sesatan, kesyirikan, sihir, mistik.

Ketiga : Dalam ilmu tenaga dalam terdapat po­kok kesesatan dan kesyirikan yang sangat banyak, sebagaimana yang telah disebutkan di atas secara global.

Keempat : Di antara hasil negatif ilmu tenaga dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penuntutnya kepada ALLAH Ta’ala. Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar biasa yang dapat merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa tidak perlu kepada  pertolongan siapa pun.

Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya terjadi dengan izin ALLAH, maka ia bertawakkal kepada ALLAH Ta’ala dan meminta pertolongan kepa­da-Nya untuk mendapatkan kebaikan dan kese­lamatan serta menolak segala bentuk kejahatan dan malapetaka.

Kelima: Di antara kaedah yang digunakan un­tuk membangkitkan tenaga dalam adalah meditasi yaitu tafakur atau semedi. Ini adalah kaedah yang bid’ah yang tidak ada landasanya dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan meditasi adalah komponen dari banyak agama, dan telah dipraktekkan sejak za­man dahulu yang dikenal dalam bahasa Sansekerta dengan (dhyana). Meditasi dalam salah satu aliran­ Budha Mahayana dikenal dengan istilah (zen). Ak­tiviti ini merupakan usaha antara yang membawa kesedaran menuju samadi.

Intinya adalah aktiviti perenungan yang ber­usaha untuk menyatukan jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam dunia Tasawuf dengan istilah (Itti­haad) yakni ALLAH Ta’ala bersatu dengan makhluk. Maha suci ALLAH dari keyakinan yang kufur ini. Ti­dak diragukan lagi bahwa konsep dan ajaran yang seperti ini bertentangan dengan aqidah islamiyah.

Pengertian Ittihad
Apabila seorang sufi telah berada dalam keadaan fana, maka pada saat itu ia telah dapat menyatu dengan Tuhan, sehingga rujudiyahnya kekal atau al-baqa. Di dalam perpaduan itu ia menemukan hakikat jari dirinya sebagai manusia yang berasal dari Tuhan, itulah yang dimaksud dengan Ittihad.

Ittihad menurut bahasa berarti penyatuan atau berpadunya dua hal, artinya perpaduan dengan Tuhan tanpa di antarai sesuatu apapun. Ittihad dipandang sebagai ajaran doktrinal karena memadukan eksestensi dua wujud yang terpisah (Wahdah al-Wujud). Hal ini bertentangan dengan konsep kesatuan wujud (Wahdah al-Wujud) jika dipahami sebagai kesatuan.

Dalam tasawuf, ittihad adalah kondisi dimana seorang sufi merasa dirinya menyatu dengan Tuhan sehingga masing-masing di antara keduanya bisa memanggil kata-kata aku.  Menurut Abu Yazid, ia tidak pernah mengaku sebagai Tuhan. Proses ittihad adalah naiknya jiwa manusia ke hadirat Illahi, bukan melalui reinkarnasi. Sirnanya segala sesuatu dari kesadaran dan pandangannya, yang disadari dan dilihat hanya hakikat yang satu, yakni Allah. Bahkan dia tidak melihat dan tidak menyadari sendiri karena dirinya terlebur dalam Dia yang dilihat.

Itulah sumber pengambilan meditasi yang diajarkan oleh perguruan ilmu tenaga dalam yang berkembang dewasa ini. Hal ini akan menimbulkan kesan negatif bagi penuntutnya yang menuju  kepada kebatilan, kesyirikan dan praktik kesesatan yang mistik.

Adapun meditasi atau tafakur yang disyariatkan adalah tafakur tentang makhluk ciptaan Allah yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala dan keagungan-Nya. Hal ini akan memotivasi seorang untuk mengagungkan Allah Ta’ala dan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama.

Tafakur seperti ini merupakan salah satu faktor utama untuk menambah keimanan kepada ALLAH Ta’ala begitu juga tafakur yang memotivasi seseorang untuk selalu muhasabah diri dan kembali kepada Allah dengan kerendahan diri dan penuh pengagungan kepada yang Maha Kuasa.

Keenam : Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa orang – orang yang bergabung dalam perguruan tenaga dalam adalah orang – orang yang jauh dari pemahaman yang benar terhadap hakikat Islam dan tauhid. Jika ilmu tenaga dalam itu adalah ilmu yang bermanfaat tentu orang – orang yang berpegang teguh dengan al-Quran dan kepada Sunnah adalah orang-orang yang akan berada dibarisan terdepan dalam mempelajarinya. Sebab agama memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat.

KRITIKAN SECARA  TERPERINCI TERHADAP ILMU TENAGA DALAM

Pertama : Belajar ilmu tenaga dalam membuat seorang dapat menjadi sakti (hebat seperti superhero!).

Teknik menjadi kebal yang diajarkan di perguruan tenaga dalam adalah kesesatan dan bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah diamalkan generasi terbaik umat ini.

Kalau ilmu kekebalan adalah ilmu yang benar dan diperbolehkan tentu Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang terlebih dahulu mempelajari dan menggunakannya dalam peperangan. Namun Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam terluka dalam perang Uhud dan banyak para sahabat yang gugur syahid dalam pertempuran tersebut.

Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa kekebalan bukanlah suatu kebaikan dan kemuliaan, akan tetapi merupakan suatu kebatilan yang tidak terlepas dari peranan syaitan dalam menyesatkan para walinya.

Oleh karena itu telah dinukil dalam sebuah riwayat mengenai ilmu kebal yang dimiliki al-­Harits ad-Dimasyqi yang muncul di Syam pada masa pemerintahan ‘Abdul Malik bin Marwan, lalu mengaku dirinya sebagai nabi. Syaitan-syaitan telah me­lepaskan rantai-rantai yang melilit di kedua kaki­nya, membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap senjata tajam, menjadikan batu marmar bertasbih saat disentuh tangannya, dan ia melihat sekelompok orang berjalan kaki dan menunggang kuda terbang di udara seraya berkata ia adalah malaikat padahal jin.

Ketika kaum muslimin telah berhasil menang­kap al-Harits ad-Dimasygi untuk dibunuh, sese­orang menikamkan tombak ke tubuhnya, namun tidak lut atau mampan (punya ilmu kebal). Maka ‘Abdul Malik bin Marwan berkata kepada orang yang menikamnya itu : “Itu adalah karena engkau tidak menyebut Nama ALLAH Ta’ala ketika menikamnya.” Maka ia pun mencoba lagi menikamnya dengan terlebih dahulu membaca bismillah dan ternyata tewaslah ia. (Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam, 11/285)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengomen­tari riwayat di atas : “Beginilah perihal orang orang disertai syaitan. Syaitan-syaitan tersebut akan mening­galkan mereka apabila dibacakan di sisi mereka apa yang mengusirnya seperti ayat kursi.”

Kedua : Mengalahkan musuh dari jarak jauh.

Sekiranya teknik yang seperti ini bermanfaat dan dibenarkan tentu akan dilakukan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat dalam menghadapi mu­suh dalam peperangan dan jihad di jalan ALLAH Ta’ala.-kaedah ini juga merosak hubungan manusia yang sgt disukai oleh Syaitan sebagai musuh yang zahir nyata.

Ketiga: Latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan beremosi marah.

Seorang muslim juga dituntut meninggalkan segala akhlak keji dan tercela, seperti membenci, dendam, emosi/marah, dll.

Berbeza halnya dengan ajaran perguruan tenaga dalam, seseorang diajari perlu emosi dan marah. Hal ini tentu bertentangan dengan petunjuk nabi yang mewasiatkan seorang untuk tetap sabar dan tidak marah. Sebab emosi merupakan kunci dan sumber kejahatan, sebagaimana sabda Rosu­lulloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya seorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Engkau jangan marah.” Beliau mengulangi beberapa kali : “Jangan engkau marah.” (HR. Bukhori, no.6116).

Imam Ibnu Rojab rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa sesungguhnya emosi/marah adalah sumber segala kejahatan dan menahan diri darinya adalah sumber segala kebaikkan.” (Jaami’ Ulum wal Hikam, 1/362).

Di dalam hadits lain dijelaskan bahawa marah atau emosi bersumber dari syaitan, sebagaimana sabda Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya marah atau emosi adalah (bersumber) dari syaitan, dan sesungguhnya syaitan diciptakan dari api, dan api hanya dapat dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang kamu marah maka berwudhulah.”

Dan dalam hadits yang lain dijelaskan bahwa : “Sesungguhnya syaitan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana aliran darah.” (HR. Bukhori)

Kemungkinan inilah rahsianya, kenapa perguruan tenaga dalam mengajarkan bagaimana se­orang perlu emosi atau marah tatkala menyerang lawan, sebab ajaran perguruan tersebut adalah hasil dari bisikan syaitan. Dan dengan sifat marah syaitan dengan cepat akan dapat menguasai seseorang, kerana ia mengalir dalam tubuh manusia bagaikan aliran darah. Dengan demikian ia akan dapat mem­pengaruhi lawan dan menguasainya berkat bantuan khodamnya (syaitan).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan para praktisi tenaga dalam bahwa jurus akan berfungsi penuh dan sempurna jika lawan dalam keadaan emosi. Jadi bukanlah karena energi tenaga dalam musuh yang dalam keadaan emosi dapat ditaklukkan de­ngan fungsi jurus-jurus tertentu, tetapi khodam jurus itulah yang langsung merasuk ke dalam tubuh lawannya yang dalam keadaan emosi menuju otaknya hingga lawannya bisa kita permainkan dengan fungsi jurus tenaga dalam ilmu metafisika.”

Keempat : Perguruan ilmu tenaga dalam mengajaran seseorang menjadi dukun / paranormal

Hal ini dapat dilihat dari praktiknya, di anta­ranya mereka menjadikan seseorang jatuh cinta, membuat orang sakit (santet), penyembuhan dari penyakit dengan jurus-jurus tertentu, meramal barang hilang atau makhluk halus, meramal masa lalu dan masa depan dan meramal isi hati orang.
Semua praktik di atas dilarang oleh syari’at Islam, karena ilmu tenaga dalam adalah ajaran syaitan yang berusaha menggiring manusia keluar dari agama sehingga terjerumus ke dalam dosa. Akibat akhir perbuatan tersebut tidak keluar dari dua alternatif : kekufuran atau melakukan dosa besar.

Membuat seorang jatuh cinta.
Sihir jenis ini dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-’athfu yaitu membuat seseorang cinta kepada orang lain. Dalam istilah lain disebut de­ngan at-tiwalah yaitu sesuatu yang dibuat untuk membuat isteri cinta kepada suaminya atau seba­liknya. (Lihat Fathul Majid, hlm. 123)
Ini adalah perbuatan syirik, sebagaimana sab­da Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Sesungguhnya ruqyah (dengan mantera dukun), ji­mat dan tiwalah (sihir mahabbah/pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud)

Tiwalah dihukumi sebagai syirik kerana di­gunakan untuk mendatangkan kebaikan dan menolak kejahatan dengan selain ALLAH Ta’ala. (Lihat Fathul Majid, hlm. 124)

Maka apa yang diajarkan dalam ilmu tenaga dalam dengan cara-cara tertentu untuk menjadi­kan seseorang jatuh cinta atau menyukai terma­suk salah satu jenis sihir mahabbah yakni al ‘athf dan tiwalah sebagaimana yang dimaksud dalam hadits di atas.

Ilmu santet (membuat orang sakit)
Hal ini ada dalam dunia ilmu tenaga dalam dan ilmu metafisika dengan cara dan bentuk yang bermacam-macam. Cara ini diketahui oleh orang yang bergabung dalam perguruan ilmu tersebut. Terlepas dari cara dan media yang digunakan, tetaplah perbuatan tersebut terlarang karena bertujuan menyakiti orang lain dan tergolong ke dalam sihir yang diharamkan oleh agama.

Imron bin Hushain berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda Benda, burung dan lain-lain), orang yang meramal atau yang meminta diramalkan, orang yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguh­nya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad‘ (HR. ath-Thobaroni dalam al­-Ausath, al-Mundziri berkata: Sanad ath-Thobaroni hasan. Diriwayatkan juga oleh al-Bazzaar, dengan sanadjayyid)

Sihir tidaklah akan terlaksana kecuali dengan bantuan syaitan dan menghambakan diri kepada- nya serta melakukan hal-hal yang diharamkan oleh agama.

Penyembuhan dari berbagai penyakit fisik, psikis & ghaib
Pada ilmu tenaga dalam diajarkan teknik penyembuhan dari pelbagai penyakit dengan menggunakan fungsi jurus-jurus tertentu. Dan tidak diragukan bahwa teknik seperti ini adalah cara yang bid’ah yang bertentangan dengan syari’at, khususnya dalam penyembuhan penyakit psikis dan yang ghoib.

Agama memerintahkan kita untuk berobat dengan pengobatan yang disyari’atkan (Qur’an dan Madu Lebah serta bahan2 lain yang halal) dan bersih dari unsur-unsur kesyirikan serta segala hal yang diharamkan, sebab ALLAH Ta’ala tidak menjadikan kesembuhan umat ini dari hal-hal yang haram.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Wahai hamba ALLAH, berobatlah, maka sesungguhnya ALLAH tidaklah menurunkan penyakit kecuali menu­runkan bersamanya penyembuahan (obat), kecuali satu penyakit, mereka bertanya: apa itu ? Beliau menjawab : yaitu kepikunan.” (HR. Ahmad).

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
“Tidaklah ALLAH menurunkan penyakit kecuali menu­runkan bersamanya penyembuhan (obat).”

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang berobat dengan yang haram, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu ad-Dardaa’, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud dengan sanad Hasan, 3874)

ALLAH Ta’ala telah menurunkan obat yang sangat mujarab untuk seluruh penyakit, baik fisik atau psikis, yaitu al-Qur’an. Akan tetapi banyak kaum muslimin tidak dapat menggunakan dan meman­faatkannya secara baik dengan disertai keyakinan yang benar. ALLAH Ta’ala berfirman :

“Dan Kami telah menurunkan al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-Isro’[171]:82)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh bagi penyakit-­penyakit (yang berada) dalam dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang yang beriman. ” (QS. Yunus : 57)

Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata : “Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati (psikis), fisik dan penyakit­-penyakit (yang ada) di dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang ahli (dapat) dan diberi taufiq untuk  menggunakannya sebagai penyembuhan. Dan apabila orang yang sakit dapat melakukan pengobatan dengan baik dengan  al-Qur’an dan meletakkannya pada penyakit dengan (penuh) ke­jujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang putus dan melengkapi syarat­-syaratnya, maka tidak satupun penyakit yang akan dapat melawannya selama-lamanya.

Dan bagaimana mungkin penyakit akan dapat melawan perkataan Robb (yang menciptakan) bumi dan langit yang seandainya kalau ia ditu­runkan kepada gunung-gunung tentu akan han­cur atau (diturunkan) kepada bumi tentu akan terpotong-potong. Tidak satupun dari penyakit hati (psikis) dan fisik kecuali di dalam al-Qur’an terdapat jalan (cara) untuk menemukan obat dan penyebabnya dan (cara) untuk (melakukan) pre­ventif darinya, (tentu) bagi orang yang diberi  pemahaman oleh ALLAH Ta’ala tentang kitab-Nya…. Adapun (resepi) penyembuhan (penyakit) hati (psikis) maka al-Qur’an telah menyebutkannya secara terperrinci dan menyebutkan (juga) sebab-sebab penyakit dan (cara) mengobatinya. ALLAH Ta’ala berfir­man :

“Apakah tidak cukup (bagi) mereka bahawa sesungguh­nya Kami telah menurunkan kepadamu  al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka.” (QS. al-Ankabut [291: 51)

Maka barangsiapa yang tidak boleh disembuhkan oleh al-Qur'an maka ALLAH Ta’ala tidak akan meny­embuhkannya dan barangsiapa yang tidak cukup baginya al-Qur'an maka ALLAH Ta’ala tidak akan mem­berikan kecukupan baginya.” (Zadul Ma'ad, 4/322)

Penulis mengajak kita membaca dan mere­nungi perkataan Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah , di atas.

Semoga hal itu memotivasi kita untuk membaca al-Qur'an, merenungi dan memahaminya, agar ia menjadi lampu penerang kehidupan dan obat pe­nyembuh segala penyakit jiwa (psikis) dan fisik.

Sangat disayangkan, majoriti kaum mus­limin sekarang ini berpaling dari al-Quran, tidak membaca dan merenunginya. Mereka juga meninggalkan Sunnah. Akhirnya syaitan membisik­kan kepada mereka agar mencari alternatif selain al-Qur'an untuk mengatasi problem/masalah kehidu­pan dan penyembuhan penyakit yang mereka ra­sakan. Caranya adalah dengan melakukan terapi­terapi perdukunan dan teknik-teknik ilmu tenaga dalam, yang membuat mereka terperangkap ke dalam jaringan syaitan yang selalu berusaha meng­giring manusia kepada kesesatan dan kesyirikan, baik disadari atau tidak. Na'uzubillah min zalik.

Meramal barang hilang atau makhluk halus.
Cara ini biasanya dilakukan oleh praktisi ilmu tenaga dalam dengan melatih indranya menjadi peka atau dengan membuat tangannya menjadi sensitif hingga dapat 'meradar' lokasi barang yang hilang atau makhluk halus.

Tidak diragukan bahawa cara mendeteksi ba­rang hilang seperti ini tidak ada bezanya secara  dengan cara perdukunan (kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab termasuk mengaku mengetahui benda yang hilang. Sekalipun para praktis ilmu tenaga dalam mengingkari hal itu.

Praktek perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan larangan yang keras, sebagaimana dalam sabdanya :
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya 4o hari. “
(HR. Muslim- dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun (peramal) dan membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar (kufur) dengan apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Abu Dawud)

Jika ancaman orang yang mendatangi tukang ramal dan membenarkan perkataanya adalah tidak diterima sholatnya empat puluh hari dan kufur dengan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bagaimana dengan orang yang mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain ?

Tentu ancaman dan dosanya lebih besar!

Ilmu tenaga dalam mempelajari teknik mengetahui masa lalu dan masa depan.
Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghaib yang telah lalu atau yang akan datang ke­cuali ALLAH Ta’ala , sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali ALLAH.” ( QS. an-Naml [271:65)

Banyak sekali ayat yang menjelaskan bahawa mengetahui perkara ghoib merupakan kekhususan ALLAH Ta’ala Bahkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan ALLAH Ta’ala tidak mengetahui perkara ghoib kecuali sesuatu yang diwahyukan kepadanya. Seandainya ia mengetahui yang ghoib tentu akan mengetahui rahsia takdir yang akan terjadi dan beliau tentu akan mengantisipasinya.

ALLAH Ta'ala :
“Katakanlah : ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kema­dhorotan kecuali yang dikehendaki ALLAH. Dan seki­ranya aku mengetahui perkara yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa kejahatan dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. al-A'rof   [71:188)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya melainkan ALLAH Ta’ala Tidak ada yang mengetahui (takdir) apa yang di dalam kandungan selain ALLAH Ta’ala, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain ALLAH Ta’ala tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) kapan hujan akan turun kecuali ALLAH Ta’ala dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain ALLAH Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali ALLAH Ta’ala" (HR. Bukhori)

Jadi tidak diragukan lagi kebohongan para pelatih tenaga dalam dan penuntut ilmu tenaga dalam yang mengatakan bahawa mereka dengan teknik meditasi dan memakai ilmu clairvoyance dapat mengeta­hui masa depan dan masa lalu, hal itu tiada lain kecuali bisikan syaitan dan kesesatannya.

Pada Ilmu tenaga dalam diajarkan teknik mengetahui isi hati orang lain.
Tidak diragukan lagi bahawa ini adalah salah satu bentuk perdukunan dan sihir yang diharam­kan agama, sebab isi hati orang lain merupakan perkara ghoib yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali ALLAH Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati." (QS. Ghofir [401:19)

“Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui yang tersem­bunyi di langit dan di bumi, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Fathir [35]:34)

Dalam sebuah hadits tentang Ibnu Shayyad seorang paranormal yang diisukan sebagai Dajjal dan dapat mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, sebagaimana yang diri­wayatkan oleh Abdulloh bin Umar radhiyallahu ‘anhu, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata kepadanya :
“Saya sembunyikan sesuatu untukmu.” Ia men­jawab: “Dukh.” (potongan dari kata dukhan yaitu asap) Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Akan tetapi Ibnu Shayyad tidak dapat meneka apa yang disembunyikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali hanya kata (dukh) sebagaimana kebiasaan paranormal yang mendapatkan bisikan dari syaitan.

Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutuk dan mencelanya. Hal ini menunjukkan bahawa orang-orang yang berusaha mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, tiada lain kecuali para pembohong yang mengikuti para Dajjal dan setan.

KELIMA : TENAGA DALAM MENGAJARKAN TEKNIK MENGISI BENDA HIDUP ATAU BENDA   MATI UNTUK PELBAGAI KEPERLUAN

Ini adalah tradisi jahiliyah yang tidak lepas dari sihir. Ini adalah salah satu bentuk praktek kesyirikan yang mengurangi atau bahkan membatalkan tauhid seseorang. Tujuan pengisian tersebut adalah untuk dijadikan jimat, pengasihan, penjagaan, kewibawaan, dll. Praktek seperti ini dihukumi oleh Islam sebagai perbuatan syirik sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan jimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la)

Jika benda mati atau makhluk hidup yang telah diisi dijadikan sebagai jimat dengan keyakinan bahawa ia adalah penyebab mendatangkan kebaikan dan menolak madhorat, maka ini adalah syirik kecil yang merupakan dosa besar. Namun, bila pelakunya menyakini bahawa benda tersebut dengan sendirinya mampu mendatangkan kebaikan dan menolak mudharat, maka ini adalah syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam.

Begitu juga apabila mereka mengatakan dengan diiringi INSHAA ALLAH..  dengan izin ALLAH bahawa objek tersebut mampu memulihkan sesuatu atau dengan objek tersebut ALLAH akan pulihkan peyakit mu atau meneyelesaikan masalahmu.  Semua itu ajaran Syaitan agar kamu Syirik kepada ALLAH....   ALLAH Maha berkuasa atas segala sesuatu, Dia berKEHENDAK melakukan apa saja tanpa dipengaruhi oleh mana-mana makhluk ciptaan-NYA...

Sebahagian guru tenaga dalam ‘mengisi’ murid­nya dengan ‘energi’nya dan ilmu-ilmu yang lain, maka ia telah membuat muridnya sebagai “azimat hidup”. Hal ini akan mendatangkan kesan buruk bagi murid sebab ia akan selalu bergantung kepada diri­nya dan lupa kepada pertolongan ALLAH Ta’ala dan hilang atau menipis rasa tawakkalnya kepada Yang Maha Kuasa. Hal ini karena ia telah merasa memiliki jimat yang akan menyelamatkannya dari segala bahaya dan kejahatan. Ini adalah keyakinan yang syirik. ALLAH Ta’ala tidak akan menyempurnakan hidup orang yang seperti ini, hidupnya tidak akan tentram dan aman sebagaimana sabda...

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan (memakai) azimat maka ALLAH tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis azimat untuk menen­teramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad)

Maksud ia hanya akan mendapatkan apa yang bertentangan dengan keinginan dan tujuannya.

KEENAM :  PADA ILMU TENAGA DALAM TERDAPAT TEKNIK PEMBENTENGAN BENDA HIDUP ATAU MATI DARI SEGALA BAHAYA, DAN TEKNIK UNTUK MENGUSIR JIN

Tidak diragukan lagi, teknik ini bertentangan dengan cara yang disyari’atkan untuk menjaga diri segala kejahatan dan mengusir jin. Teknik yang diajarkan di ilmu tenaga dalam adalah salah satu bentuk praktik perdukunan dan sihir yang diharamkan agama.

Seorang mukmin meyakini bahwa tidak seorang pun yang dapat memudratkannya kecuali apa yang telah ditakdirkan ALLAH Ta’ala akan menimpanya. Sehingga ia selalu meminta perlindungan dari ALLAH Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Sebab Dia-lah Dzat yang bisa menyelamatkannya dari bermacam-macam bahaya. Inilah kesan dari tauhid dan keimanan yang tertanam di hatinya.

Oleh karena itu ia cukup membaca dzikir­-dzikir yang disyari’atkan untuk menghadapi bahaya untuk mengusir jin. Seperti do’a yang ajar­kan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :
“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengu­capkan : A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat­-kalimat ALLAH yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaan-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia  pergi dari tempat itu”
(HR. Muslim)

Sedangkan untuk mengusir jin cukup baginya dengan membaca dzikir pagi dan petang terutama ayat Kursi, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shohih yang diriwayatkan oleh Abu Hu­roiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa setan mengajarkan do ‘a berikut :
“Apabila kamu hendak tidur bacalah ayat kursi, ALLAH senantiasa akan menjagamu dan Syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Ia telah jujur (berkata) kepadamu, sedang ia adalah pembohong (besar) itu adalah setan.” (HR. Bukhori)

Demikianlah cara syar’i dalam membentengi diri dari segala bahaya dan untuk mengusir jin. Adapun teknik yang diajarkan dalam perguruan ilmu tenaga dalam adalah cara bid’ah yang diharamkan oleh agama.  Demikianlah sebagian kesesatan dan kesyirik­an yang terdapat dalam ilmu tenaga dalam dan sejenisnya.

Dari pemaparan di atas, kita dapat me­mahami betapa besar peranan syaitan dalam me­nyesatkan manusia dari jalan yang benar. Juga dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu tenaga dalam adalah haram karena tidak ber­manfaat di dunia dan di akhirat, bahkan ia merupakan cara syaitan dalam menjerumuskan manusia kepada pelbagai kesesatan dan kesyirikan yang dapat membuat seseorang keluar dari agama Islam.

Mudah-mudahan kajian yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Penu­lis berdo’a semoga ALLAH Ta’ala senantiasa menun­juki kita kepada kebenaran dan memberi kita kekuatan untuk mengikuti dan mengamalkan­nya. Semoga ALLAH ‘Azza wa jalla memperlihatkan kepada kita kebatilan sebagai batil dan diberi kekuatan untuk meninggalkannya. Amiin.